Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 16 November 2022 | 07:19 WIB
Suasana Jalan By Pass Ngurah Rai arah Nusa Dua yang terjadi kemacetan mengular imbas penutupan jalan, pada Selasa (15/11/2022). [Istimewa]

SuaraBali.id - Kemacetan akibat pengaturan arus lalu lintas di arah jalan Nusa Dua, Bali mengular sampai kiloan meter selama berjam-jam pada Selasa (15/11/2022) semalam. Kemacetan ini dikarenakan adanya penutupan jalan dan pengalihan arus karena iring-iringan delegasi KTT G20.

Namun demikian ada banyak aktivitas unik yang dilakukan warga selama terjebak di tengah kemacetan,

Kemacetan disikapi berbeda-beda oleh para pengguna jalan, dari yang emosi dengan membunyikan klakson kendaraan, ada pula pengguna jalan yang menikmati kemacetan dengan menikmati kopi, minum beer, makan, ngobrol dengan sesama pengendara sambil nongkrong lesehan di pinggir jalan, hingga menolong binatang.

Pantauan jurnalis SuaraBali.id, karena dilakukan penutupan di Jalan By Pass Ngurah Rai tepatnya di Simpang Mc'Donalds Jimbaran berdampak pada arus lalu lintas yang praktis tidak bisa bergerak selama kurang lebih dua jam.

Baca Juga: Ibu-ibu Bentangkan Tulisan Stop War Jelang Joe Biden Lewat di Nusa Dua Ditangkap

"Saya terjebak macet di sini dari jam 6 sore, benar-benar stuck di jalan, sudah 2 jam, kami menikmati dengan lesehan, ngopi, kenalan sesama pengguna jalan, bantu kucing yg terperosok ke semak-semak, banyak kegiatan positive lainnya," ujar Mona kepada SuaraBali.id.

Mona mengaku terjebak macet sepulang bekerja dari kawasan Tuban dan hendak pulang ke rumahnya di Kawasan Nusa Dua.

Meski mengetahui ada perhelatan KTT G20, Mona tetap keluar rumah karena informasi yang dia terima hanya pembatasan ganjil-genap, dia tidak tahu kalau terjadi penutupan jalan.

"Saya dari Tuban ke Nusa Dua. Info yang saya terima hanya genap ganjil, ternyata penutupan sampai beberapa jam," ujar dia.

Ada pemandangan unik lainnya, di mana ada seorang pengendara yang membawa barang dagangan untuk di-supplay ke warung-warung yang akhirnya dia jual di tengah kemacetan.

"Ada orang yang bawa roti, kopi, jajanan untuk supply ke warung-warung akhirnya menjual barang dagangannya, tapi memang di jual dengab harga sedikit lebih mahal dari yang biasa di jual di warung-warung," pungkasnya.  

Kontributor Bali : Yosef Rian

Load More