Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 15 November 2022 | 15:30 WIB
Konferensi Pers Kemenparekraf tentang Spouse Program KTT G20 di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022) [Suara.com/Eviera Paramita Sandi]

SuaraBali.id - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali mengajak para pemimpin dunia dan delegasi mengenal berbagai hal di Indonesia termasuk budayanya. Namun bukan hanya para pemimpin, pasangannya pun diajak untuk lebih dekat dengan Indonesia.

Salah satu caranya adalah dengan mengajak para istri bergabung di acara Spouse Program yang digelar oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Selasa (15/11/2022). Acara ini akan digear selama 2 hari, hari ini dan besok (16/11/2022).

Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, para istri kepala negara ini diajak untuk belajar tentang kuliner di Indonesia dan juga kebudayaan dari Aceh sampai Papua.

Acara ini berlangsung selama 2,5 jam. Namun ada yang menarik dalam acara ini karena para istri pemimpin tersebut diajak menikmati Loloh Cemcem.

Loloh Cemcem sendiri adalah minuman tradisional khas Bali yang kerap dikonsumsi masyarakat Bali dari Desa Penglipuran, Bangli untuk menjaga daya tahan tubuh.

“Kami juga memberi Loloh Cemcem dari Bali dan mereka antusias mencicipi,” ujarnya dalam konferensi pers di Bali International Convention Centre (BICC), Selasa (15/11/2022).

Ilustrasi : Loloh Cemcem, minuman tradisional khas Bali. [Foto : Istimewa/beritabali.com]

Selain itu juga disajikan berbagai makanan khas daerah di Indonesia seperti emping dari Aceh, Acar dari lontar, rujak buah, gado-gado, tuna dari Maluku yang dimasak dengan sambal matah dan kopi dari Gayo.

“Acara ini kami balut melalui experience 5 panca indera,” kata Angela. Selain itu juga ditampilkan live music tradisional mulai Gamelan rindik, keroncong serta penampilan anak-anak dengan baju-baju tradisional dan berbagai tarian,” katanya.

Selain itu ruangannya juga diberikan aroma therapy khas Indonesia dari rempah dan tanaman yang bisa ditemukan di Indonesia.

Dalam Spouse Program ini ibu-ibu pembatik, penenun dan mama perajin noken Papua.

“Para spouses juga terlibat dalam pembuatan topi dan dompet yang terbuat dari daun lontar dan kami tutup dengan food theatre khas Indonesia,” papar Angela.

Acara ini diharapkan menjadi momentum yang baik untuk menampilkan keberagaman dan kebhinekaan di Indoenesia. Dan diharapkan menjadi medium promosi pariwisata dan ekonomi kreatif kepada pasangan kepala negara dan perhatian dari masyarakat dunia.

Load More