Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 11 November 2022 | 19:21 WIB
Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. [Dok.ANTARA/HO via ITDC/pri]

SuaraBali.id - Muhammad Zakaria (25 tahun) dulunya jadi tukang listrik tapi kini berbangga dapat mengambil bagian pada perhelatan World Superbike (WSBK) 11-13 November di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah (Loteng).

Kesempatan ini akan dipergunakannya dengan baik dan tentunya ia berjanji akan memberikan pelayanan terbaik untuk para penonton.

Pria yang disapa Zakaria menceritakan dirinya pernah mengadu nasib ke Pulau Bali untuk bekerja di sebuah hotel sekitar setahun lamanya.

Namun ia memilih kembali ke Lombok dan menjadi tukang listrik. Beruntung tidak lama, sirkuit dibangun.

Baca Juga: Ada WSBK di Mandalika, Wilayah Nusa Tenggara Barat Diperkirakan Hujan Lebat Hari Ini

Setelah Sirkuit Mandalika rampung, perhelatan akbar terus digelar. Hal ini membuatnya mencoba peruntungan untuk menjadi volunteer.

"Kalau dulu di Bali setahun lebih tapi ya balik ke Lombok lagi,” katanya saat ditemui di tribun penonton, Jumat (11/11/2022).

Ia melanjutkan, jika selama ini profesinya hanya sebagai tukang listrik. Namun setelah adanya pengumuman untuk menjadi volunteer yang dikirim melalui link oleh penyelenggara.

Ia mencoba peruntungan dan namanya menjadi salah satu peserta yang lolos seleksi.

"Kalau dulu kerja sebagai tukang listrik", aku pria asal Desa Sengkol, Pujut, Loteng ini.

Baca Juga: Kesal, Warga Pasang Spanduk di Pagar Sirkuit Mandalika Minta Lahan Segera Dibayar

Zakaria mengaku sudah dibekali dengan pelatihan yang mumpuni untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para penonton WSBK.

Kesempatan ini merupakan ketiga kalinya  menjadi volunteer dan ditempatkan pada posisi crowd control, kerjaannya  mengarahkan para penonton untuk memasuki tribun dan mencari tempat duduk. 

"Saya sudah tiga kali jadi volunteer saat WSBK pertama, terus MotoGP, dan sekarang WSBK kedua. Semoga tahun depan bisa ikut lagi", tambahnya.

Ia mengaku bangga menjadi putra daerah yang dilibatkan pada perheletan akbar. Dirinya pun berharap diberikan kesempatan untuk menjadi crowd control.

Sebab setelah perhelatan akbar di Mandalika, biasanya dirinya kembali bekerja menjadi tukang listrik.

"Kalau d isini hanya tiga hari jadi crowd control habis itu balik lagi jadi tukang listrik", katanya.

Kebanggaan juga dirasakan, Rizkiandi Firdaus yang dapat berpartisipasi pada ajang bergengsi ini. Dirinya  mengaku bersukur dapat dilibkan terlebih baru selesai menempuh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

"Sebagai orang Lombok Tengah bangga dapat terlibat", aku pria dari Desa Barejulat, Kecamatan Jonggat, Loteng ini.

Kontributor : Toni Hermawan

Load More