SuaraBali.id - Musim panen tiba, masyarakaat Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur (Lotim) menumbuk padi menggunakan alat tradisional yang dinamakan rantok.
Konon alat penumbuk padi ini pun bukan hanya sebagai alat memudahkan pekerjaan para petani zaman dahulu.
Sisi lain, melalui rantok ini tersimpan cerita-cerita asmara yang masih melekat hingga saat ini.
Ketua Lembaga Adat Desa Pengadangan, Asipuddin mengatakan zaman dulu rantok ini sebagai alat penumbuk padi di sawah-sawah milik warga, dinamakan rantok sebab dalam menggunakannya dipukul untuk merontokkan atau dalam bahasa Sasak dikenal dengan pantok.
Alat ini digunakan untuk memindahkan bulir padi. Selanjutnya dipindahkan ke sebuah alat bernama lesung. Sebab zaman dulu masyarakat sekitar mengkonsumsi beras bulu.
"Alat ini dulu bawa ke sawah saat musim panen dan yang menumbuk padi biasanya dari kalangan dadere (perempuan belum menikah)", katanya memulai cerita.
Sebab suara Rantok yang terdengar cukup jauh. Sehingga diketahui di sawah tersebut sedang panen.
Suara Rantok ini pun sebagai kode untuk meminta bantuan sedang ada panen dan membutuhkan tenaga yang lebih banyak.
"Suara rantok juga sebagai kode jika disana ada dedare sedang menumbuk", tambanhnya.
Baca Juga: Fenomena Langka, Gerhana Bulan Total di NTB Akan Terjadi Pada 8 November
Bukan hanya sebagai kode untuk bantuan, rantok juga sarat dengan kisah-kisah asmara. Sebab usai menemukan suara Rantok, pria bujang mendekat dan membantu Dedare desa untuk menumbuk padi.
Saat itu muncullah perbincangan antara dedare desa dan pria melalui pantun dan saling berbalas atau dikenal dengan Sando.
"Nah kalau ada perempuan sudah menikah biasanya dia yang mengalah untuk memberikan ke pria bujang yang datang", katanya melanjutkan cerita.
Usia terjadi saling berbalas pantun atau Sando. Pria dan dedare terus berbalas pantun dan saling merayau sembari menumbuk. Awal ini lah akan menimbulkan benih-benih asmara.
"Oh ini dia (dedare) pinter menumbuk jadi cocok dijadikan istri", ucap Asipuddin mengakhiri cerita.
Kontributor: Toni Hermawan
Berita Terkait
-
Kenawa: Menemukan Kedamaian di Padang Sabana Tengah Laut
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Ada Ancaman di Balik Korupsi NTB? 15 Anggota DPRD Ramai-ramai Minta Perlindungan LPSK
-
Akhir Karir Ipda Aris, Terdakwa Pembunuhan Brigadir Nurhadi Resmi Dipecat Tidak Hormat
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Siapa Saja 12 Tersangka Perusak Gedung DPRD NTB?
-
Bukan Hanya Bantuan Logistik, Intip Program BRI Pulihkan Psikologis Korban Banjir di Sumatra
-
7 Jajanan Khas Bali Paling Dicari Wajib Jadi Oleh-Oleh
-
Liburan ke Bali Makin Irit? Cek Harga Sewa Honda Brio di Sini
-
Sarapan di Atas Air: Intip 5 Tempat Instagramable Floating Breakfast di Bali Mulai Rp 200 Ribuan