Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 27 Oktober 2022 | 13:15 WIB
Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut di ruang Pediatrik Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/10/2022). [ANTARA FOTO/Ampelsaa/hp].

SuaraBali.id - Mantan menteri kesehatan RI periode 2004-2009 Siti Fadillah sempat melontarkan pernyataan salah satu penyebab gagal ginjal akut progresif pada anak adalah infeksi long covid. Namun, pernyataan tersebut langsung dibantah oleh Kementerian Kesehatan RI.

Juru bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril membantah pernyataan tersebut karena menurutnya setelah melakukan riset dengan berbagai pihak tidak ditemukan infeksi sebagai penyebab gagal ginjal.

Dr. Syahril memang menyebut bahwa sebelum riset dilakukan, faktor yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal dikelompokkan.

“Kami sebelumnya memang mengelompokkan dugaan penyebabnya seperti infeksi, dehidrasi, pendarahan, dan keracunan,” ungkap dokter Syahril saat konferensi pers, Kamis (27/10/2022).

Ia meneruskan bahwa setelah melakukan riset dengan berbagai pihak, dugaan penyebab karena infeksi sudah dieliminasi.

“Saat penelitian bersama epidemiologi dan toksikologi, kita singkirkan beberapa penyebab. Kita singkirkan semua infeksi termasuk infeksi long covid,” tuturnya.

Dr. Syahril menegaskan penyebab yang sejauh ini ditemukan mengacu pada penemuan WHO adalah karena kadar etilen glikol dan dietilen glikol pada obat.

Sebelumnya, mantan menteri kesehatan Siti Fadillah dalam kanal YouTube Gelora TV menyebut bahwa long covid menjadi salah satu penyebab gangguan ginjal akut progresif.

“Karena Multi Organ Inflammatory Syndrome in Children, ini perpanjangan dari long covid, akhirnya terjadi injury dan failure,” ujar Siti.

Sebagai tambahan, Jubir kemenkes juga menambahkan informasi kasus gagal ginjal akut pada anak bertambah menjadi 269 orang yang tersebar di 27 provinsi.

Sejak ditahannya penjualan obat sirop di apotek, Kemenkes menyebut ada penambahan tiga kasus setelahnya.

Kemenkes juga telah mendatangkan 30 antidotum dari Singapura dan 16 antidotum dari Australia untuk mengobati penderita gagal ginjal.

Sebanyak 200 antidotum dari Jepang dan 70 antidotum tambahan dari Singapura juga akan segera didatangkan oleh pemerintah.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More