Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 11:26 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster. [ANTARA]

SuaraBali.id - Meskipun sejumlah bencana alam terjadi di Bali pada beberapa terakhir ini, namun hal itu dipastikan Gubernur Bali Wayan Koster tidak akan mengganggu jadwal pertemuan G20 pada November 2022 mendatang.

Menurut Gubernur asal Buleleng ini, semuanya sudah aman dan banjir teratasi.

"Tidak ada masalah G20, banjir sudah diatasi, aman," kata Wayan Koster, Jumat (21/10/2022).

Ia memastikan bahwa pemerintah nasional maupun delegasi G20 yang akan tiba di Bali tidak perlu merasa khawatir karena kondisi Pulau Dewata.

Kondisi Bali dipastikan aman setelah sebelumnya sejumlah kabupaten diterjang banjir bandang dampak cuaca ekstrem.

Ia pun menjelaskan bahwa penanganan sudah berjalan sepeti dilakukan seperti pengungsian sementara bagi warga di Kabupaten Jembrana.

"Makanan (bagi pengungsi) sudah disiapkan, dalam jangka panjang akan dilakukan relokasi warga di Kabupaten Jembrana ada sekitar 20 KK mungkin akan direlokasi, tanahnya sudah disiapkan Pemprov Bali," ujarnya.

Relokasi dipilih Wayan Koster karena di beberapa titik banjir bandang kerap terjadi bencana serupa, dengan kasus pada Minggu (17/10) lalu menjadi yang terparah, dengan melanda Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Karangasem, hingga menelan korban jiwa.

"Memang posisi tempat rumahnya (korban bencana Kabupaten Jembrana) di bawah jalan, itu tidak nyaman jadi sedang diupayakan, mudah-mudahan warga semua mau kita relokasi, sudah kita siapkan dan rumahnya akan dibantu oleh BNPB, kalau untuk G20 Bali sudah aman tidak usah dikhawatirkan," katanya.

Pembangunan Jalan Tol Disoroti WALHI

Sebelumnya, Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Bali pada Selasa (18/10/2022) juga sempat menyoroti pembangunan infrastruktur Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang disebut-sebut akan merabas 480,54 hektare persawahan.

Adapun dampak dari alih fungsi lahan pertanian dan subak ini dikatakan membuat sistem irigasi hidrologis alami yang dapat menjaga volume air dari hulu ke hilir rusak sehingga mempercepat terjadinya banjir.

"Alih fungsi lahan mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan suhu permukaan bumi dalam peningkatan tingginya curah hujan di berbagai lokasi, sehingga sangat berpotensi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di berbagai daerah di Bali," kata Direktur WALHI Bali Made Krisna Dinata.

Soal kajian WALHI ini, Koster menjelaskan bahwa  tak banyak sawah yang akan dilewati dari pembangunan Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk, pun juga ia memastikan bahwa pembangunan tersebut telah diperhitungkan dengan matang.

"Sawahnya tidak banyak, cuma 200 hektare kalau tidak salah, tapi nilai ekonomi seluruh kawasan naik sekian kali lipat. Nantinya tidak akan menimbulkan bencana, ini sudah diperhitungkan dan wilayahnya bukan wilayah hulu, ini wilayah melintang, beda kalau pembangunannya dilakukan di hulu itu bisa berbahaya," kata dia. (ANTARA)

Load More