Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 20 Oktober 2022 | 14:30 WIB
Alat-alat yang digunakan saat cuci darah, termasuk mesin dialisis, tabung, dan selang. (Shutterstock)

SuaraBali.id - Seorang anak dari  Kabupaten Sumba Barat, NTT mengalami gagal ginjal akut. Adanya tambahan pasien anak asal Sumba ini menambah jumlah kasus gagal ginjal akut di NTT menjadi 2 orang.

Pasien gagal ginjal akut ini masih berusia 1 tahun 10 bulan dengan gejala acute kidney injury (AKI) Atipikal. Ia pun akan dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar, Bali.

Hal ini karena di NTT belum ada satu rumah sakit pun yang memiliki alat cuci darah khusus anak.

“Saat ini ada laporan dari Rumah Sakit Waikabubak (Sumba Barat) anak umur 1 tahun 10 bulan, laki-laki dengan gejala AKI Atipikal,” ungkap Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) NTT, dr. Woro Indri Padmosiwi, Sp.A yang dihubungi, Rabu (19/10/2022) siang sebagaimana dilansir digtara.com – jaringan suara.com.

Sebelumnya anak tersebut dibawa orangtuanya ke RSUD Waikabubak beberapa hari lalu. Namun dari hasil observasi ditemukan gejala AKI Atipikal yang dialami oleh bayi tersebut.

Permasalahannya dokter Woro karena RSUD Waikabubak dan seluruh Rumah Sakit di NTT belum memiliki alat cuci darah khusus anak. Akhirnya bayi tersebut dirujuk ke Bali.

“Iya belum ada (alat cuci darah khusus anak di NTT), sehingga kasus yang baru dari waikabubak akan di rujuk ke RS Sanglah,” kata dokter Woro.

Sebelumnya IDAI NTT melaporkan seorang anak laki-laki di Kabupaten Rote Ndao juga mengalami nasib serupa.

Tapi nyawa anak laki-laki yang mengalami gagal ginjal akut misterius tersebut tidak bisa terselamatkan. Kasus tersebut terjadi pada akhir September 2022 lalu.

Diagnosa tenaga medis RSUD Rote Ndao menyebutkan gejala yang dialami anak laki-laki itu karena tidak kencing lebih dari 12 jam.

Anak tersebut meninggal saat menjalani perawatan selama enam jam. Ini karena saat dibawa ke Rumah Sakit sudah dalam kondisi kritis dengan gejala sesak napas.

Load More