Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 12 Oktober 2022 | 12:42 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin [Foto: ANTARA]

SuaraBali.id - Warga Rusia kini menyadari bahwa invasi terhadap Ukraina adalah sebuah langkah yang salah perhitungan. Terlebih kini pasukan Rusia di Ukraina kehabisan senjata.

Hal ini diungkap kepala badan intelijen siber Inggris GCHQ Jeremy Fleming, Selasa (11/10/2022).

"Kami tahu, dan para komandan Rusia di lapangan tahu, bahwa pasokan dan amunisi mereka kini telah habis," kata Sir Jeremy Fleming dalam pidato di lembaga pemikir Royal United Services Institute (RUSI) di London.

Menurutnya pasukan Rusia telah kelelahan, Adanya eksploitasi tahanan untuk dukungan, dan kini mobilisasi puluhan ribu personel wajib militer yang belum berpengalaman, menunjukkan sebuah situasi yang putus asa.

Selain itu adanya warga biasa Rusia "kabur dari wajib militer, dan menyadari mereka tidak dapat lagi bepergian, menurut Kepala mata-mata Inggris merupakan pertanda.

"Mereka sadar akses ke teknologi modern dan pengaruh eksternal akan dibatasi secara drastis. Mereka (warga Rusia) merasakan sejauh mana penderitaan kemanusiaan yang mengerikan yang disebabkan perang yang dipilih olehnya," kata Fleming merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Fleming juga mengatakan tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis oleh Rusia, yang ia yakini bahwa "doktrin Rusia dan pendekatan Putin untuk perang ini semoga (penggunaan nuklir) masih jauh dari kenyataan."

Fleming menyampaikan pidato ini seusai Rusia meluncurkan puluhan rudal ke kota-kota Ukraina yang menurut Putin sebagai balasan atas ledakan yang terjadi sehari sebelumnya di Jembatan Kerch yang menjadi penghubung antara Krimea dan Rusia. (ANADOLU/ ANTARA)

Load More