Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 12 Oktober 2022 | 09:59 WIB
Mantan Perdana Menteri atau PM Malaysia Mahathir Mohamad [Mohd RASFAN / AFP]

SuaraBali.id - Mantan perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad akan kembali ikut serta dalam pemilihan umum legislatif Malaysia di usia 97 tahun.

Keinginannya ini dikatakan dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (11/10/2022). Menurutnya ia akan bertarung untuk kursi parlemen di Langkawi.

Sebagaimana dilansir AP, ia mengatakan bahwa partai tempatnya bernaung, Parti Pejuang Tanah Air (Pejuang), belum menentukan sosok yang akan ditunjuk menjadi kandidat PM jika mereka menang.

"Kami belum memutuskan siapa yang akan menjadi perdana menteri karena kandidat perdana menteri hanya relevan jika kami menang," ujar Mahathir.

Baca Juga: Istri Mantan PM Malaysia Divonis 30 Tahun Penjara Dan Denda Rp 3,2 Triliun

Namun sampai saat ini belum ada waktu pasti kapan pemilu Malaysia bakal digelar. Namun, pemilu pasti akan digelar dalam waktu dekat karena Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob sudah membubarkan parlemen pada Senin (10/10/2022), di tengah tekanan dari dalam dan luar partainya.

Berdasarkan aturan di Negeri Jiran, pemilu harus digelar dalam kurun 60 hari setelah parlemen dibubarkan oleh perdana menteri. Jika menang, Mahathir akan menjadi anggota legislatif tertua dan akan memegang jabatan tersebut selama lima tahun.

Ia sebenarnya sudah pernah memecahkan rekor sebagai pemimpin tertua dunia kala menang dalam pemilu untuk menjadi PM pada 2018 lalu.

Namun demikian popularitas Mahathir di mata pemilih dari etnis Malaysia sudah merosot.

Sebagai mayoritas di Negeri Jiran, suara etnis Malaysia sangat berharga. Saat pemilu 2018 saja, Mahathir bisa menang karena populer di kalangan itu.

Guna memenangkan hati pemilih dari etnis Malaysia, Mahathir akan gontok-gontokan dengan wakil dari Partai UMNO yang populer di kalangan tersebut.

Selain itu, pesaing kuat Mahathir dalam pemilu kali ini juga bakal datang dari koalisi partai yang membuatnya menang dalam pemilu 2018 lalu, Pakatan Harapan.

Dalam pemilu kali ini, Pakatan Harapan akan kembali mengusung Anwar Ibrahim, politikus yang pernah dijanjikan menjadi perdana menteri untuk menggantikan Mahathir.

Menjelang pemilu 2018, partai-partai dalam koalisi Pakatan Harapan sepakat Mahathir akan mengundurkan diri dan menyerahkan takhtanya kepada Anwar. Namun, perpecahan terjadi di internal Pakatan Harapan yang membuat Mahathir mengundurkan diri dari kursi PM, memicu pemilihan baru.

Kekuasaan kini malah kembali beralih ke tangan UMNO, partai yang sebenarnya menjadi musuh besar Pakatan Harapan pada pemilu 2018.

Load More