SuaraBali.id - Ratu Elizabeth II meninggal dengan damai di Istana Balmoral, Skotlandia, Kamis (10/9/2022). Di tengah kabar duka tersebut, header situs terpadu pemerintah Britania Raya, gov.uk, pun berubah jadi hitam.
Sebelumnya isu Kesehatan Ratu Elizabeth yang memburuk ini sudah ramai di Twitter dan istana menyebut bahwa kondisi mendiang Ratu Elizabeth sedang dipantau dokter kerajaan.
Isu ini pun sampai juga di ruang obrolan virtual mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di London; mereka menggambarkan apapun ragam opini soal relevansi keluarga kerajaan saat ini.
Kematian penguasa kerajaan Inggris terlama ini tetaplah menjadi suatu isu utama bagi kehidupan orang-orang biasa, meskipun tidak termasuk yang diperintahnya.
Banyak pelajar di sana bertanya-tanya apakah meninggalnya Sang Ratu akan memberikan dampak bagi keseharian saat tinggal di London.
Hujan masih turun dan langit masih kelabu saat kabar duka menyeruak di London. Di stasiun kereta bawah tanah, papan pengumuman yang biasanya menyiarkan disrupsi jadwal kereta, kadang juga berisi puisi atau sekadar salam penyemangat bagi para komuter, kini bertuliskan ucapan duka, pun layar-layar pengiklan.
Penumpang yang menunggu kedatangan kereta di peron dan juga yang telah duduk di dalam gerbong terlihat membaca koran dengan potret monokrom Sang Ratu di halaman depan.
Di Istana Buckingham, bendera Union Jack diturunkan setengah tiang. Pelayat memayungi diri di tengah turunnya hujan, membaringkan bunga di depan pagar istana.
Kerumunan ini barangkali nyaris serupa dengan yang pernah ada memenuhi pelataran Istana pada Juni 2022.
Padahal beberapa bulan yang lalu orang-orang di negeri kerajaan itu berdesakan gegap-gempita meramaikan perayaan Yubelium platinum buat Sang Ratu.
Namun hari ini mereka datang untuk menghormati sosok yang sama, tapi dengan suasana yang berbeda; kini suram dan syahdu.
Soal kedekatan emosional dengan keluarga kerajaan, utamanya dengan Sang Ratu, mungkin ada beragam rasa bagi warga Britania Raya—ada tidaknya, sedikit banyaknya—wafatnya dia adalah sebuah catatan sejarah.
Sepanjang 96 tahun hidupnya, Ratu Elizabeth II duduk di tahta kebesarannya selama 70 tahun; lebih dari setengah hidupnya. Ia pun menjadi pemimpin monarki yang menjabat paling lama dan tertua di dunia.
Ia diangkat sebagai ratu setelah Raja George VI, meninggal dunia pada 6 Februari 1952, ketika Elizabeth berusia 25 tahun.
Elizabeth muda pun dinobatkan sebagai Ratu Inggris pada Juni setahun kemudian.
Berita Terkait
-
Bek Utama Arsenal Cedera Jelang Derbi London Utara Lawan Tottenham Hotspur
-
Dari Thread ke Bioskop, Falcon Pictures Garap Film Waluh Kukus
-
Profil Pangeran Andrew, Gelar Pangerannya Dicabut Raja Charles III
-
Pengguna X Wajib Segera Daftarkan Ulang Kunci Keamanan Jika Tak Mau Kehilangan Akses ke Akun Pribadi
-
X Bikin Marketplace, Tapi Cuma untuk Jual Beli Akun Langka
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu