Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 07 September 2022 | 14:21 WIB
rama Hindu di Lombok, Nusa Tenggara Barat tumpah ruah di jaba bawah Pura Gunung Pengsong, di Desa Kuripan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat. [Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Krama Hindu di Lombok, Nusa Tenggara Barat tumpah ruah di jaba bawah Pura Gunung Pengsong, di Desa Kuripan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat pada Rahina Anggara Kliwon Wuku Prangbakat, yakni pada Selasa 6 September 2022.

Rahina tersebut adalah Piodalan di Pura Gunung Pengsong dimana warga menunggu giliran bersembahyang. Yang menarik tiap hari odalan (hari lahir, red) pujawali di Pura Gunung Pengsong ini, adanya haturan/persembahan berupa ternak kerbau.

Piodalan di Pura Gunung Pengsong hanya nyejer (berlangsung) sehari, mulai pagi hari hingga sore pukul 15.00 WITA.

Acara punck sampai pada pukul 12.00 WITA (enteg Surya), persembahan berupa ternak kerbau disembelih di jaba atas Pura Gunung Pengsong, yang tingginya 200 meter diatas permukaan laut.

Krama yang hendak mencapai medan ini memerlukan tenaga ekstra, dengan napas 'ngos-ngosan'. Pasalnya, ada ratusan anak tangga yang berundak-undak harus dilalui untuk bisa ke puncak Gunung Pengsong.

Terlebih sebagian pamedek Pangempon pura, harus membawa serta haturan persembahan kerbau.

Guna melewati batu karang agar sampai ke Jaba pura, ada tangga berupa batu gunung cukup terjal, dan hanya mampu dilewati satu orang saja. Banyak tenaga juga yang diperlukan untuk membawa ternak kerbau sampai ke sana.

Mereka kerbau dengan tali dari atas, sedangkan orang lagi, mendorong kerbau dari bawah dengan cara melewati ratusan anak tangga.

Namun rasa lelah akan terbayarkan, setelah sampai di atas di Jaba pura gunung Pengsong dan seusai maturan. Ada pemandangan  sangat indah dari persawahan dan pemukiman hingga perairan teluk Lembar bisa terlihat di sisi Selatan.

Ke arah Timur, puncak Rinjani bisa terlihat jika cuaca sedang cerah bersahabat, begitu pun ke arah Barat pesona Gunung Agung di Bali tak luput dari pandangan.

Jro Mangku Karsa, salah satu pengempon ditemui di Jaba pura Gunung Pengson piodalan kali ini adalah yang pertama kali dihadiri Krama Hindu sajebag Lombok pasca covid-19. Pada piodalan dua tahun sebelumnya, Karena ada larangan untuk keramaian, hanya pengurus pura yang melaksanakan dan menghadiri piodalan.

"Ini lumayan ramai, karena sempat absen odalan dari dua tahun lalu. Hanya pengurus pura saja yang hadir," kata Jro Mangku Wayan Karsa sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.

Pura gunung Pengsong diempon lebih dari 50 Banjar yang ada di Lombok. Secara patungan menggelar piodalan di Pura Gunung Pengsong, sesuai arahan Banjar masing-masing. Ada yang menghaturkan guling babi, dan ada yang menghaturkan persembahan kerbau.

Seusai upacara piodalan, Krama Hindu yang Tangkil juga makan bersama atau 'Magibung' di bawah di kaki gunung Pengsong. Piodalan di Pura Gunung Pengsong ini, dipuput Ida Pedanda Ranu Tawang dari Geria Bedangin Pagesangan, Kota Mataram.

Load More