SuaraBali.id - Kedatangan turis yang langsung mendarat ke Bandara Lombok hingga saat ini masih landau atau biasa-biasa saja. Padahal Bandara Internasional Lombok (BIL), Nusa Tenggara Barat sudah melayani penerbangan internasional sejak jauh-jauh hari.
Sampai saat ini kebanyakan turis yang datang ke Bandara Lombok adalah mereka yang datang dari Jakarta dan Bali. Hal ini menyebabkan penerbangan internasional di Bandara Lombok tak kunjung meningkat.
Keadaan ini disampaikan oleh General Manager Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Majid (BIZAM), Rahmat Adil Indrawan yang mengatakan bahwa pihaknya belum puas dengan jumlah kedatangan turis yang langsung mendarat ke Bandara Lombok.
"Jadi, turis yang datang ke Bandara Lombok adalah mereka yang datang dari Jakarta dan Bali. Wisatawan tersebut tidak langsung datang menuju ke Lombok, tapi melalui Jakarta dan Bali dulu," ujar mantan Manajer Operasional Bandara Ngurah Bali ini di Bandara Lombok, akhir pekan lalu sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.
Padahal penerbangan langsung turis langsung ke Lombok akan sangat berdampak bagi perekonomian dan pariwisata.
Oleh karena itu ia mengharapkan adanya kolaborasi antara pemerintah daerah setempat, dalam hal ini Pemprov NTB dengan Pemprov Bali.
"Antara Bali dan Lombok itu memiliki jarak hanya sekitar 150 kilometer. Sehingga antara Lombok dan Bali, semestinya tidak perlu ada persaingan," ujarnya.
Menurutnya Lombok dan Bali memiliki pasar dan keunikan masing-masing.
"Keindahan pulau Lombok masih sangat alami dan original. Hal ini tentu menjadi keistimewaan yang tidak dimiliki oleh pulau Bali," jelasnya.
Menurutnya, keindahan pulau Lombok yang masih original merupakan market yang tidak banyak dimiliki oleh daerah-daerah lainnya, sehingga penting untuk terus dikembangkan.
Berita Terkait
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
-
Antara Pasir yang Berjalan: Cerita Ketangguhan dari Pesisir Selatan Lombok
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran