SuaraBali.id - Akibat kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada sabtu (3/9/2022), harga bahan-bahan dapur di Denpasar, Bali langsung naik. Kenaikan ini akibat pedagang ikut menaikkan harga secara serentak.
Menurut pedagang di Pasar Badung, Bali bahan-bahan yang naik adalah bumbu dasar seperti cabai hingga bawang.
"Sejak dua hari lalu harga BBM naik, cabai kecil, cabai keriting, lombok besar, bawang merah dan bawang putih ikut naik," kata Komang Widiasih (31) salah satu pedagang bahan dapur di Pasar Badung, Denpasar, Senin (5/9/2022).
Menurut Widiasih, sejak dua hari lalu kenaikan harga berlangsung serentak, seperti bawang merah dari Rp20 ribu menjadi Rp25 ribu, cabai rawit dan cabai besar dari Rp40 ribu menjadi Rp43 ribu.
Adapun pasokan bumbu dapur ini diambil langsung dari petani di daerah seperti di Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng.
"Kenaikan harganya cepat tapi naiknya sedikit demi sedikit, rata-rata naik mulai Rp1.000 tidak langsung tinggi. Kalau pembeli tidak berkurang tapi daya belinya menurun, dari yang beli satu kilogram menjadi setengah kilogram. Jadi kalau biasa sehari dapat Rp1,5 juta sekarang Rp1 juta," ujar Widiasih.
Kepada media, Widiasih mengatakan upaya subsidi harga bahan dapur telah dilakukan pemerintah melalui Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar.
Upaya tersebut disebut membantu pihaknya karena sejumlah pembeli mulai menyampaikan keresahan lantaran harga bahan dapur naik secara bersamaan.
Direktur Utama Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata mengaku saat ini pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sedang berfokus pada operasi pasar melalui subsidi harga kepada pedagang untuk mengantisipasi lonjakan yang lebih tinggi.
Untuk menyikapi kenaikan BBM ini perlu diantisipasi segera, kata dia, dengan solusi yang ditawarkan berupa subsidi harga Rp1.000 terhadap bawang merah, cabai rawit dan cabai besar per kilogram serta telur per kerat.
"Solusi untuk menekan inflasi ini gerakan di hilir, inilah solusi kami ikut berperan dalam menekan harga. Nah solusi lain adalah bagaimana di hulu, seperti kita lihat cabai, bawang, telur ini kan kondisi di sumber, ini perlu penataan dan domain itu sudah tentu bukan di pasar," kata dia.
Kendati demikian, Wiranata melihat berdasarkan survei hingga Senin pagi, belum ada kenaikan signifikan terhadap bahan dapur maupun bahan pokok di Pasar Badung, karena dapat diantisipasi lewat subsidi harga yang dilakukan bergilir ditiap lima lapak pedagang. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Harga Selisih 30 Juta Lebih Murah dari Ayla, Simak 4 Fakta Honda Civic Genio Bekas: Berapa Pajaknya?
-
5 Motor Matic Paling Irit dan Murah Perawatan untuk Mahasiswa
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Harga Semiring Honda BeAT, Apakah Motor Bekas Kawasaki Ninja 250 Boros?
-
ESDM Mau Perpanjang Kebijakan Pembelian BBM Subsidi Tanpa QR Code di Aceh, Sumut, Sumbar
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025