SuaraBali.id - Penyelamat pantai menjadi sosok yang vital dalam menjaga keamanan setiap pantai, pasalnya tak jarang terdapat kasus pengunjung yang tenggelam yang harus segera mendapatkan pertolongan. Seperti di Pantai Kuta, Badung, Bali yang setiap harinya selalu ramai dikunjungi wisatawan, penyelamat pantai selalu bersiaga di bibir pantai.
Wayan (29) adalah salah satu penyelamat Pantai Kuta yang tergabung dalam Balawista Kabupaten Badung. Ia setiap harinya ditugaskan untuk berjaga di Pantai Kuta, meski penugasannya terbagi menjadi 2 shift setiap harinya.
“Kalau tugas biasanya dibagi jadi 2 shift. Shift pagi dari jam 7 pagi sampai 12 siang, terus jam 2 siang sampai sunset,” ujarnya saat ditemui di pinggir Pantai Kuta, Jumat (19/8/2022).
Pria yang hanya ingin dipanggil nama depannya saja ini menyatakan bahwa tidak ada syarat fisik khusus untuk mengikuti tahap seleksi menjadi penyelamat pantai. Namun, tahapan seleksi yang dilalui memang sudah mencakup semua kompetensi untuk menjadi penyelamat pantai.
“Kalau seleksinya selama sepuluh hari. Itu awalnya dapat tes tulis, kemudian interview tatap muka, dan terakhir tes untuk berenang 400 meter di pantai,” tuturnya.
Wayan juga menambahkan bahwa kompetensi Bahasa Inggris menjadi hal yang wajib dikuasai juga, terlebih banyak wisatawan asing yang menjadi pengunjung.
Pria yang memang sejak dulu berkeinginan menjadi penyelamat pantai ini mengatakan bahwa tugas utamanya memang untuk mengawasi jika ada pengunjung yang tenggelam.
Namun, terkadang juga ada penugasan untuk membantu mengawasi prosesi nganyut (upacara pelepasan abu pembakaran mayat dalam tradisi Hindu Bali).
“Utamanya memang untuk menjaga kalau ada yang tenggelam. Tapi kadang bisa diminta bantuan untuk mengawasi kalau ada nganyut,” tuturnya.
Baca Juga: Kisah Penjaja Gelang Pantai Kuta, 40 Tahun Berjualan Dijuluki Judy Dan Kaori-chan
Pria yang sudah 5 tahun menjadi penyelamat pantai ini mengaku kerap menemui pengunjung yang melanggar aturan keamanan pantai.
“Ya sering, banyak yang bandel. Kita kan sudah ada menetapkan batas-batas (untuk berenang), tapi banyak yang melanggar,” tuturnya.
Walaupun menjalani pekerjaan dengan risiko yang tinggi saat bertugas, ia dan keluarganya juga tidak merasa khawatir terhadap tugasnya.
Terlebih, menjadi penyelamat pantai adalah pekerjaan yang ia senangi dan pantai seperti sudah menjadi rumah kedua baginya.
Kontributor Bali : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Lebih dari Sekadar Pemandangan: 94 Persen Wisatawan Kini Mencari Perjalanan Aktif di Selandia Baru
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran