Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 16 Agustus 2022 | 18:25 WIB
Mahasiswa Universitas Udayana Gelar Pelatihan Budidaya Padi Dan PMK di Karangasem, Bali. [Istimewa]

SuaraBali.id - Mahasiswa Universitas Udayana menggelar Pelatihan Kursus Tani Budidaya Padi Subak Sangkungan Beserta Penyuluhan Penyakit Mulut Dan Kuku. Program ini dilakukan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Universitas Udayana (KKN Unud) Desa Tangkup, Karangasem, Bali.

Pada kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari, Senin (15/08/22) dan Selasa (16/08/22) di Balai Subak Sangkungan, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Kabupaten  Karangasem, Bali tersebut digelar penyuluhan untuk merangasang pertumbuhan akar dan tanaman padi serta  mencegah wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).

Kurang lebih sebanyak 62 krama subak Sangkungan di Desa Tangkup mengikuti kegiatan ini. Cara ini sebagai dukungan agar hewan ternak dan produksi tanaman padi di Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem dapat di produksi jauh lebih baik dan bisa memperoleh keuntungan maksimal secara berkelanjutan dalam sistem produksi. 

“Upaya meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani melalui pendekatan dengan  mengintergrasikan berbagai komponen teknologi sehingga bisa memecahkan masalah yang ada di  pertanian Desa Tangkup,” ujar Tim penyuluh I Dewa Made Yudistira.

Selain membahas tentang upaya meningkatkan produktivitas padi, ada beberapa materi yang disampaikan untuk mengedukasi para krama subak Sangkungan Desa Tangkup.

Salah satunya  pemupukan berimbang pada tanaman padi, organisme pengganggu tumbuhan (OPT) utama  tanaman padi dan pengendaliannya sampai pestisida dan teknik aplikasinya dalam memproduksi  padi. 

Selain itu juga digelar penyuluhan yang berfokus pada pencegahan Penyakit Mulut Kuku (PMK) dan praktik bersama pembuatan pupuk organik serta pupuk PGPR bersama krama subak Sangkungan Desa Tangkup.

UPTD Puskesan yang diwakili oleh dokter hewan Sri Idrayani menjelasakan bahwa petani perlu mencurigai jika sapi mengalami gejala awal PMK seperti tidak nafsu makan dan keluar air liur  berlebihan. Hal ini bisa cepat ditangani dengan cara disinfeksi.

“Jangan takut, jika sapi ternak sudah terkena penyakit PMK, peternak diharapkan  tetap tenang dan sabar, jika kita tenang pasti ada jalannya. Karena ternak yang terinfeksi penyakit PMK itu bisa sembuh, jika kita belajar cara menangggulanginya,” jelasnya.

Selain penyuluhan PMK dan Budidaya padi hibrida, Mahasiwa KKN PPM XXV Unud Desa Tangkup juga melakukan praktik pembuatan pupuk Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).

Hal ini dilakukan guna untuk memberi gambaran  kepada Krama subak Sangkungan akan pentingnya memacu pertumbuhan tanaman melalui mekanisme pembentukan hormon tumbuh, menekan perkembangan patogen tanaman terutama patogen tular tanah serta membantu akar tanaman dalam daur. 

Pupuk PGPR dipandang penting untuk di kembangkan di tingkat petani untuk mengurangi  penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia. Mengingat pestisida sintetis atau kimia dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan residu pestisida pada produk pertanian akan berdampak pada kesehatan konsumen atau manusia.

Load More