SuaraBali.id - Maraknya money changer ilegal dipandang bisa membuat citra Bali buruk di mata wisatawan asing dan dunia. Untuk itu perlu dilakukan langka preventif untuk menghindari korban money changer illegal di Bali.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan bahwa panduan/pandu tentang legalitas bagi wisatawan bekerjasama dengan maskapai internasional dan hotel, dapat dilakukan guna membasmi maraknya money changer illegal.
"Dari BTB merekomendasikan lebih baik kita fokus di preventif atau pencegahan. Ini kan era digital, wisatawan bisa menggunakan e-money, misalnya BaliPay atau yang lainnya," kata Bagus Agung Selasa (26/7/2022).
Ia juga menuturkan bahwa dengan kemajuan digitalisasi yang semakin cepat maka metode penukaran uang melalui money changer akan hilang dengan sendirinya.
Upaya ini disebutnya dengan istilah bisnis sunset.
"Ini adalah salah satu bisnis sunset, di era digitalisasi akan hilang dengan sendirinya karena orang tidak lagi bawa uang tunai puluhan juta seperti dulu, lebih baik penggunaan uang elektronik dimantapkan, karena sudah ada tinggal publikasi," ujar Ketua BTB tersebut.
Belakangan money changer Ilegal sempat membuat resah setelah turis asal Australia mengalami penipuan di Jalan Padma Utara, Kuta, Badung.
Untuk itu BTB menyarankan adanya panduan, salah satunya dengan menginformasikan bagi calon wisatawan cara untuk membedakan money changer ilegal dan resmi. Selain itu panduan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Bali juga dicantumkan.
"Bukan hanya money changer yang wisatawan belum tahu, misal masuk ke Pura tanpa busana atau banyak wisatawan menyewa motor seenaknya tapi tidak punya SIM internasional, itu bagaimana bahayanya dia tidak tahu," kata Bagus Agung.
Baca Juga: Turis Jakarta yang Liburan di Canggu Disorot : Attitude Jangan Dibawa ke Bali
Upaya pencegahan yang pihaknya tawarkan di hadapan Wakil Gubernur Bali, Asosiasi Money Changer, hingga Polda Bali dalam rapat koordinasi adalah dengan bekerjasama lewat 22 maskapai internasional dan hotel-hotel di Pulau Dewata.
Solusi yang ditawarkan BTB menurut Bagus Agung merupakan upayanya dalam mendukung Pemerintah Provinsi Bali. Nantinya secara teknis akan menjadi tanggung jawab pihaknya, selanjutnya dalam hal peresmian diserahkan kepada pemerintah.
Selain itu, Bali Tourism Board juga menyarankan beberapa stakeholder agar membentuk satgas khusus dalam menangani money changer ilegal yang mengancam kepercayaan wisatawan, namun BTB menilai upaya preventif yang ditawarkan akan lebih efektif. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Lebih dari Sekadar Pemandangan: 94 Persen Wisatawan Kini Mencari Perjalanan Aktif di Selandia Baru
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Pesona Gunung Bromo: Menggoda Wisatawan untuk Menyaksikan Keindahan Alam
-
Arab Saudi Catat Lonjakan Wisatawan, Target 150 Juta Turis 2030 Dicanangkan
-
Melihat Keindahan Musim Gugur di Taman Zhongshan Beijing
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran