Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 26 Juli 2022 | 15:51 WIB
Perth, Australia. (Shutterstock)

SuaraBali.id - Penumpang asal Indonesia yang tiba di Bandara Perth kini harus berjalan melintasi keset sanitasi yang diisi dengan asam sitrat. Upaya ini merupakan langkah biosekuriti terbaru dan terkuat yang diambil pemerintah Australia.

Cara ini dilakukan untuk mencegah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia menyebar ke Australia.

Tak hanya di Perth, keset ini akan digunakan di semua negara bagian, digelar untuk pertama kalinya di Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat, Senin kemarin (26/7/2022) untuk penumpang yang tiba dari Bali.

Adapun pelaku perjalanan dari Indonesia, Daniel del Borrello, mengatakan prosesnya cepat dan mudah.

"Yang harus Anda lakukan hanyalah berjalan melewati keset hitam dan membiarkannya membersihkan sepatu Anda. Sebenarnya cukup bagus, [hitung-hitung] membersihkan sepatu gratis," katanya.

"Prosesnya kira-kira lima detik."

Bahkan penumpang yang memakai sandal jepit sepertinya tidak mempermasalahkan prosedur tersebut.

Kepala Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan Universitas Murdoch, Dr Henry Annandale, mengatakan keset ini juga merupakan pengingat yang baik bagi orang-orang untuk membersihkan alas kaki mereka jika mereka berada di luar negeri.

"Penting bagi Anda untuk mencoba dan membersihkan sepatu sebelum berjalan di atasnyadan ketika Anda berjalan, Anda harus berdiri sebentar di atasnyasebelum berjalan lagi," katanya kepada ABC Radio Perth.

"Tidak ada dekontaminasi yang 100 persen efektifdalam waktu singkat."

"Orang-orang juga perlubertanggung jawab membersihkan kotoran dari sepatu mereka."

Dr Annandale mengatakan jejak virus aktif dapat ditemukan pada alas kaki tujuh hingga 11 minggu kemudian dan bertahan lebih lama dalam suhu yang lebih dingin.

Namun, dia mengatakan perhatian utama adalah dari orang-orang yang membawa produk hewani dan bahan makanan yang terkontaminasi.

Premier Australia Barat,Mark McGowan, menyambut baik pemasangan keset-keset tersebut di bandara.

Di satu sisi McGowan mengatakan ancaman penyakit kuku dan muluttidak boleh dilebih-lebihkan, tetapi ia jugamendesak para pelaku perjalanan untuk juga bertanggung jawab.

"Saya kira ini belum banyak diketahui, tapi penyakit mulut dan kuku mewabah di Vietnam, Malaysia, Thailand, dan puluhan negara lain di dunia yang menjadi tujuan turis Australia," katanya.

Menurutnya itu salah satu risiko yang ada di luar sana dan selalu ada, tetapi sisi baiknya adalah ada langkah yang diambil untuk mengatasinya.

"Kita perluwarga Australia yang pulanguntuk mengambil tindakan pencegahan, kita mau orang-orang ini untuk melakukan hal yang benar: jangan membawa produk hewani, alas kaki dan pakaian Anda yang mungkin ada di tas Anda harus dipastikan semuanya bersih." tandasnya.

Load More