Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 21 Juli 2022 | 17:01 WIB
Perajin miniatur jukung, I Wayan Ardama (57) asal Banjar Lemodang, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Bali. [Foto : Istimewa/beritabali.com]

Ia berharap bisa lebih mengenalkan permainan tradisional ini kepada anak-anak agar tetap lestari.

"Miniatur jukung-jukungan melaju dengan cepat sesuai arah angin. Bahkan bisa terbang, dan justru mengurangi anak-anak bermain gadget," katanya.

Biasanya, tambahnya permainan ini dimainkan 2 hari sebelum purnama di Pantai Perancak yang dipadati pengunjung dari jam 15.00 - 18.00 WITA.

"Ini pun dimainkan dengan kondisi air laut surut sekitar 2 meter sepinggang orang dewasa," pungkasnya.

Baca Juga: Videonya Sempat Viral, Bule Spanyol dari Bali Dikira Jadi Pengamen di Mandalika

Load More