SuaraBali.id - Hasil tangkapan ikan para nelayan saat ini mengalami menurun dampak gelombang tinggi di perairan NTB.
Hal ini diungkapkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara.
"Gelombang yang terjadi itu tidak kontinyu. Artinya penurunan produksi ikan tidak terlalu, kebutuhan tetap tersedia," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Tengah M. Kamrin di Praya, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya para nelayan sudah terbiasa dengan gelombang tinggi, sehingga ketika ada celah atau cuaca tidak terlalu berbahaya mereka pasti pergi melaut untunk mencari ikan.
Menurutnya setiap tahun gelombang tinggi ini selalu terjadi dan dalam ilmu perikanan kondisi stabil dalam setahun itu biasa 10 bulan, sehingga pihaknya optimistis target produksi ikan di Lombok Tengah bisa tercapai sesuai dengan target.
"Target produksi ikan laut itu sekitar 3.000 ton dalam setahun," katanya.
Namun tetap ia mengimbau agar para nelayan untuk tidak pergi menangkap ikan ketika gelombang tinggi terjadi, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Gelombang tinggi ini biasanya kapal kecil yang terdampak. Kalau kapal besar tidak terlalu," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk mewaspadai dampak gelombang tinggi di perairan Provinsi NTB.
Baca Juga: Animo Warga Lombok Tengah Untuk Jadi Imigran di Malaysia Amat Tinggi
"Warga harus mewaspadai gelombang tinggi yang bisa mencapai dua meter atau lebih di perairan NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok, Gede Dedy Krisnawan, dalam keterangan tertulis.
BMKG juga menyatakan tentang risiko tinggi terhadap pelayaran sebagai dampak gelombang tinggi.
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di pantai di NTB untuk waspada.
Mereka diharapkan tidak melaut untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi dalam pekan ini.
Warga pengguna jasa angkutan dan penyeberangan laut atau yang berencana beraktivitas di pesisir maupun di wilayah perairan sekitar NTB tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi.
"Warga di pesisir pantai di wilayah NTB tetap waspada terhadap dampak gelombang yang akan terjadi," katanya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Kok Bisa Hiu Tutul Sering 'Nyasar' ke Pantai Indonesia? Ternyata Ini Alasannya!
-
Dari Pinggir Pesisir: Kisah Perempuan Nelayan yang Suaranya Sering Tak Didengar
-
Nasib Malang Perempuan Nelayan: Identitas Hukum yang Tak Pernah Diakui
-
Migrasi Sunyi Nelayan: Ketika Laut Tak Lagi Menjanjikan Pulang
-
Kisah Relawan Kebersihan di Pesisir Pantai Lombok
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali
-
5 Mobil Keluarga dengan 'Kaki-Kaki' Jangkung Anti Banjir