Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 15 Juli 2022 | 16:00 WIB
Ilustrasi Bendera Malaysia (Shutterstock).

SuaraBali.id - Malaysia kini menjadi tujuan favorit untuk mengadu nasib para calon pekerja migrain Indonesia (PMI) asal Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Pendaftaran CPMI di Lombok Tengah saat ini mencapai 200 orang per hari," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Tengah Syamsul Rijal di Praya, Jumat (15/7/2022).

Kini animo warga untuk bekerja ke luar negeri kian dominan, dimana pada Bulan Juni sekitar 50 orang per hari yang mendaftar dan saat ini bisa mencapai ratusan orang setiap harinya. Hal ini terjadi setelah kembali dibukanya keran pengiriman PMI ke Malaysia.  

"Negara Malaysia masih dominan, bila dibandingkan dengan negara Hong Kong, Taiwan, Singapura dan Arab Saudi," katanya seperti dilansir Antara.

Namun demikian ia belum bisa memastikan jumlah warga Lombok Tengah yang telah bekerja ke luar negeri setelah dibuka kembali pengiriman PMI. karena pihaknya masih mendata serta masih menunggu laporan dari masing-masing perusahaan pengiriman PMI.

"Data total warga yang telah berangkat itu masih menunggu laporan," katanya.

Guna mencegah adanya PMI ilegal, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para CPMI yang akan bekerja ke luar negeri sebelum diberangkatkan.

Kendati masih ada CPMI yang berangkat melalui jalur ilegal, meskipun akan merugikan CPMI itu sendiri.

"Pembekalan para CPMI terus dilakukan, sehingga dalam verifikasi berkas tetap dilakukan dengan ketat sesuai dengan aturan," katanya.

Masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri diimbau supaya melalui jalur resmi, sehingga bisa mendapatkan haknya sesuai dengan aturan, ketika terjadi kecelakaan kerja.

"Berangkat dengan jalur resmi, sehingga bisa mendapatkan jaminan keselamatan saat bekerja," katanya.

Load More