SuaraBali.id - Aliansi Mahasiswa Bergerak menggelar aksi di depan kantor Polda NTB, Senin (4/7/2022). Aksi ini buntut dari pelecehan seksual yang dialami mahasiswi yang ada di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Pelakunya disebut mengaku-ngaku sebagai dosen dan salah satu modusnya dapat membantu nilai akademik.
Saat massa aksi meminta untuk bertemu Kapolda NTB, sempat terjadi aksi saling dorong antara massa aksi dan pihak kepolisian yang berjaga.
Salah satu massa aksi, Elwani Pramesti menegaskan keikutsertaan dalam aksi kali ini untuk meminta kejelasan Aparat Penegak Hukum (APH) mengenai transparansi kasus pelecehan seksual yang menimpa 10 mahasiswi.
Ia meminta Polda NTB memproses kasus pelecehan seksual ini untuk memberikan rasa keadilan terhadap perempuan.
“Kami ke sini bukan berkoar-koar tapi kami ingin mengetahui kejelasan kasus ini,” pintanya.
Mewakili suara perempuan, Elwani mendesak pemerintah segera memproses sebab dalam kasus ini korbannya cukup banyak.
Jika kasus ini tidak segera diungkap dikhawatirkan akan memberikan ketakutan di tengah mahasiswi lainnya dalam menjalankan kegiatan akademik.
“Kami akan merasa ketakuan di kampus jadinya,” keluhnya.
Ia mengaku miris dengan kejadian ini, wanita sebagai aset negara yang akan menjadi aset-aset bangsa untuk melahirkan generasi penerus harusnya merndapatkan perlindungan.
Namun menurutnya, karena kasus ini, harga diri sudah diinjak-injak dan moral perempuan sudah direndahkan.
“Apakah kasus ini akan terus disembunyikan, kami jalan kaki jauh-jauh ke sini ingin tahu sejauh mana proses hukumnya dan kami minta pelaku segera ditangkap,” tegas mahasiswi sementer IV ini.
Terhadap para korban, Elwani mengaku sempat bertemu dan melihat kondisi para korban. Hasil perbincangan dengan korban, sebenarnya ingin menyembunyikan tindakan yang menimpanya sebab merasa malu.
“Sebagai perempuan saya juga merasakan apa yang dirasakan, mereka tentu malu dan merasa tidak punya harga diri lagi,” keluhnya.
Koordinator Lapangan (Korlap) Mahasiswa Bergerak, Hamzan Wathoni menilai belum ada itikad baik dari aparat penegak hukum. Untuk itu massa aksi turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi.
Berita Terkait
-
PSIM Yogyakarta Dapat Kabar Baik, Donny Warmerdam Segera Comeback Pascacedera
-
Jeda BRI Super League, PSIM Yogyakarta Liburkan Aktivitas Seminggu
-
Ada Ancaman di Balik Korupsi NTB? 15 Anggota DPRD Ramai-ramai Minta Perlindungan LPSK
-
Akhir Karir Ipda Aris, Terdakwa Pembunuhan Brigadir Nurhadi Resmi Dipecat Tidak Hormat
-
Fakta-fakta Penting Soal Konflik Dua Raja di Keraton Kasunanan Surakarta
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali