Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 30 Juni 2022 | 18:10 WIB
Presiden Jokowi mencoba mobil listrik yang akan menjadi kendaraan resmi para pemimpin berbagai negara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Bali, November 2022. (Antara)

SuaraBali.id - Ancaman terorisme menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan diselenggarakan pada akhir tahun nanti kini diwaspadai Pemerintah Provinsi Bali.

Untuk itu Kos-kosan dan penduduk pendatang di Bali kini akan diberi pengawasan ketat.

Hal ini sebagai upaya mewaspadai ancaman teroris yang bersembunyi di kos-kosan jelang.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengatakan pemerintah provinsi akan memperketat pengawasan kos-kosan yang ada di wilayah Bali.

Baca Juga: Jalan Terjal Bagi Bali United Sore Ini, Teco Tak Mau Remehkan Kekuatan Kaya FC Iloilo

"Ini kan belajar dari pengalaman kita sebelumnya. Kejadian Bom Bali l, Bom Bali ll, memang pusat-pusat kerawanan di sana," kata Cok Ace di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu (29/6).

Cok Ace menuturkan bahwa sudah ada ketentuan bahwa warga pendatang yang masuk ke Bali wajib lapor. Pengawasan di kawasan sekitar akan lebih diperhatikan.

"Penduduk pendatang wajib lapor, itu yang kita perhatikan sekarang (dan) untuk masa-masa yang akan datang lebih ketat, yang dulunya tidak terlalu banyak kita perhatikan," ujarnya.

Adapun KTT ke-17 G20 akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022.

KTT ini akan menjadi puncak dari proses dan usaha yang intensif dari seluruh alur kerja G20 selama setahun presidensi Indonesia.

Baca Juga: Profil Maxime Bouttier, Mantan Kekasih Prilly Latuconsina yang Kini Bintangi Film Hollywood

Load More