Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 28 Juni 2022 | 12:37 WIB
Aplikasi MyPertamina [MyPertamina.id, via ANTARA].

SuaraBali.id - Aturan baru yang mewajibkan pembeli BBM jenis Pertalite dan Solar menggunakan aplikasi My Pertamina dalam beberapa hari ke depan membuat kontroversi.

Tak sedikit pula warganet yang memprotes kebijakan ini. Di media sosial pun ramai bahasan soal aturan beli BBM pakai aplikasi Pertamina.

Aturan baru ini mewajibkan pembeli yang berhak harus mendaftar di aplikasi MyPertamina atau laman https://subsiditepat.mypertamina.id/ mulai 1 Juli 2022. Langkah ini dilakukan lantaran selama ini ada konsumen yang tidak berhak mengonsumsi Pertalite dan solar.

Alasannya, jika tidak segera diatur, kuota yang sudah ditetapkan tiap tahun bisa jebol.

Guna memastikan mekanisme penyaluran BBM bersubsidi semakin tepat sasaran, Pertamina berinisiatif melakukan uji coba penyaluran Pertalite dan solar bagi pengguna berhak yang sudah terdaftar di dalam sistem aplikasi MyPertamina. Lantas apakah aturan ini diterima seluruh lapisan masyarakat?

Namun demikian aturan baru dalam pembelian BBM yang harus menggunakan aplikasi membuat warganet protes. Kebanyakan orang melihat ini menjadi sesuatu yang tak praktis.

"Dikira semua orang mampu beli smartphone! Kebijakannya terlihat mandang menengah ke atas." tulis akun @sef*********.

"Iya previlege lebih untuk kalangan atas ini sih. Jelas-jelas yang mobil mewah itu punya kuota dan akun linkaja. Kalangan bawah untuk beli 1 liter Pertalite aja sulit. Kalangan bawah bakal kegeser ini sih." komentar @c*******.

"Demen banget ya bikin ribet rakyatnya, udah yang pake motor 160 CC kebawah gak usah segala pake aplikasi paling sekali ngisi maks 4 liter." keluh @ye*************.

"Artinya orang miskin, orang gaptek, orang kolot gak bisa beli pertalite dan solar," tulis @az*******.

Load More