SuaraBali.id - Pasca gempa mengguncang Lombok 2018 lalu, bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Padak Guar, Sambelia, Lombok Timur rata dengan tanah. Namun sayang, pembangunan sekolah ini tidak kunjung diperbaiki secara tuntas.
Terpaksa sebagian siswanya belajar di Hunian Sementara (Huntara) yang kondisinya cukup memprihantinkan.
Kepala SDN 2 Padak Guar Miftahul Jannah mengakui ada empat ruangan yang kondisinya memprihantikan pasca gempa. Sebagian siswanya mulai dari kelasa I, II, dan III masih belajar di kelas-kelas sementara yang dibangun pasca gempa.
Bangunan kelas sementara yang dipakai bertahun-tahun sudah mulai rapuh. Sebab tembok sekolah menggunakan triplek dan kondisinya sudah berlubang.
Solusinya pihak sekolah menggantinya menggunakan pagar dan triplek baru mengunakan Dana Operasional Sekolah (BOS) yang dimiliki. Sebab belum ada kejelasan waktu pembangunan gedung sekolah dari dari pihak terkait.
“Kalau ruang kelas baru belum ada respons kasian anak-anak” keluh Jannah kepada suara.com, Senin (23/5/2022).
Ia melanjutkan, mengganti tembok sekolah yang rusak menelan anggaran sekitar Rp 5 juta. Hal ini disebabkan kondisi yang sudah tidak layak.
Meskipun sudah diganti, kondisi ruangan kelas cukup panas dan lantainya berdebu. Sebelum memulai pembelajaran siswa dan guru gotong royong untuk menyiram lantai kelas.
“Sebelum memulai belajar lantainya disiram, kami dari pihak sekolah berencana akan mengganti lantai kelas, kita berbenah sedikit demi sedikit,” katanya.
Baca Juga: Dipanah Oleh Orang Misterius di Mataram, Ini Hasil Olah TKP Dan Keterangan Istri Korban
Jannah mengakui, pemerintah memanga sudah membangun empat ruang kelas dan baru bisa ditempati beberapa bulan ini. Ruangan ini dipergunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kelas IV, V, dan VI.
Serta satu ruangan dipergunakan untuk rungan guru dan kepala sekolah. Kelas I, II, dan III belajar di Huntara,” terangnya.
Bukan hanya prihal kondisi sekolah yang tidak layak, Jannah juga mengkhawatirkan adanya gangguan dari binatang buas. Sebab sekolah ini hanya dibatasi dengan tembok pagar dengan sawah milik warga.
“Takut juga kalau ada binatang berbisa seperti ular,” keluhnya.
Kontributor: Toni Hermawan
Berita Terkait
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Bukan Rem Blong Tapi Ngantuk, Sopir Tabrak Siswa di Cilincing Resmi Tersangka
-
Siswa Sekolah Rakyat: Dari Sulit Membaca Kini Berani Rencanakan Masa Depan
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025