Tak hanya itu, Adapun tradisi selamat laut juga sangat penting untuk terus dilestarikan dengan cara memotong kerbau warna hitam dan merah yang dipercaya sebagai tumbal untuk menolak bala.
"Meskipun hal tersebut sebagian masyarakat banyak yang menganggapnya sebagai mitos saat ini, tapi orang tua pada zaman dahulu selalu melakukan hal tersebut, sehingga warga di Kecamatan Pujut masih melakukan hal itu ketika akan membangun rumah atau gedung besar," katanya.
Kepala kerbau yang dipotong itu dipercaya untuk menolak bencana yang akan datang atau sebagai tumbal kata orang tua dulu, katanya.
Sementara itu, kearifan budaya lokal dalam menghadapi bencana alam seperti tsunami yang pernah terjadi secara tiba-tiba pada tahun 1978 itu sangat membantu masyarakat, karena tidak ada alat pengeras suara. Namun, tanda kentongan "Kul-Kul" yang terbuat dari pohon bambu atau kayu memiliki peran dalam menjaga keamanan maupun dalam menghadapi bencana alam.
Baca Juga: Ratusan Kendaraan Dinas di Lombok Timur Nunggak Bayar Pajak
"Ada tanda pukulan dari kentongan tersebut dalam mengumpulkan warga, maupun sebagai informasi dalam bencana," katanya.
Kearifan budaya lokal tersebut harus dilestarikan dan diharapkan supaya generasi penerus bangsa saat ini harus mengetahui hal tersebut, supaya mereka juga bisa mengenal budaya lokal di Lombok Tengah khususnya dan NTB pada umumnya.
"Generasi penerus kita harus diberikan informasi terkait kearifan budaya lokal yang ada," katanya.
Peran Bedug Dan Kentongan Alarm Bencana
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan mitigasi bencana dari kearifan lokal yang masih dipelihara dan nilai efektif memberikan informasi dan peringatan dini bencana kepada masyarakat adalah kentongan dan beduk.
Baca Juga: Dijebak Oknum Waria, Pelajar SMP di Lombok Timur Mengaku Diancam Video Mesumnya Disebar
"Dua kearifan lokal itu masih kita manfaatkan sebagai mitigasi bencana. Lainnya, sudah berubah sesuai perkembangan zaman dan teknologi," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram.
Berita Terkait
-
Tanah Bergerak Guncang Bandung, 20 Rumah Rusak
-
Pocari Sweat Run Lombok 2025, Kesempatan Lari di Atas Aspal Sirkuit Terbaik di Dunia
-
Banjir Terjang Pekanbaru, Rumbai Terparah, Ribuan Warga Mengungsi
-
Ngeri! Banjir Terjang Perumahan Depok, Turap Longsor Jebolkan Rumah Warga!
-
Pakai Kemeja Putih Lengan Panjang, Wapres Gibran Tinjau Jembatan Putus Akibat Banjir di Sukabumi
Terpopuler
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- Media Asing Soroti Pernyataan Maarten Paes Soal Kualitas Emil Audero
Pilihan
-
Catatkan Rekor MURI, Ini Cerita Buka Puasa Bersama Terpanjang di Solo
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
Terkini
-
Kapolres Ngada Jadi Tersangka, Posisinya Digantikan Kapolres Nagekeo
-
MinyaKita NTB Diduga Kurang Takaran: Polisi Bergerak
-
Jadwal Imsakiyah 14 Ramadan 1446 H Untuk Denpasar, Jumat 14 Maret 2025
-
Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat
-
Shalat Tarawih Ala Masjidil Haram di Islamic Centre NTB, Ini Jadwal Para Imam Timur Tengah