SuaraBali.id - Ahli Virus Universitas Udayana Bali Prof Dr drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyatakan bahwa memang pada dasarnya melepas masker di ruangan terbuka tanpa kerumunan memang memiliki resiko yang rendah terkena paparan virus.
Ia menjelaskan bahwa virus tidak dapat bertahan lama di udara yang panas dan lembab seperti di Indonesia. Namun beda halnya dengan apabila berada di dalam ruangan dan ber-AC, penggunaan masker masih diperlukan.
Hal itu karena ruangan ber-AC suhu udara rendah, kering kelembaban rendah, ruang tertutup sehingga resikonya jauh lebih tinggi.
Sehingga izin dari Presiden Joko Widodo untuk masyarakat boleh masker saat berada di luar ruang dan tidak dalam kerumunan memang anjuran itu tepat. Terlebih saat ini situasi pandemi dalam kacamata Prof. Mahardika sudah terkendali sejak akhir Maret 2022.
Baca Juga: Aturan Penggunaan Masker di Bandara Ngurah Rai Bali Dan Tes Covid-19 Terbaru
“Indonesia merupakan wilayah dengan iklim panas dan lembab, virus tidak akan bertahan lama di udara open space, jadi memang rendah risiko bukan berarti zero resiko, dari awal COVID-19 sudah saya sampaikan bahwa tidak apa-apa tanpa masker di ruangan terbuka,”
Menurutnya, presiden mengemukakan pernyataan itu pasti sudah dipertimbangkan dalam-dalam, beberapa faktor yang disampaikan Prof Mahardika diantaranya dari jumlah orang yang memerlukan perawatan di rumah sakit jauh menurun.
Akan tetapi, ia mewanti-wanti untuk memperhatikan kondisi hingga tiga bulan ke depan.
"Paling tidak asumsi mulai menurun akhir Maret sehingga dipantau 3 bulan berikutnya apakah kondisi konsisten stabil dan semakin membaik,” tutur dia.
Tentu di samping itu, dijelaskan Prof Mahardika penyumbang penurunan kasus COVID-19 di Indonesia diantaranya suhu udara yang panas dan lembab, percepatan vaksinasi dan PPKM, lalu Omicron.
Baca Juga: Diduga Karena Hepatitis Akut Misterius, 5 Orang di DKI Jakarta Meninggal Dunia
End Of The Game
Berita Terkait
-
Fuji Tertarik Beli Vila di Bali, Ngaku Awalnya Cuma Bercanda tapi...
-
Kebijakan Sampah di Bali Tuai Protes: Larangan Minuman Kemasan Ancam Industri Daur Ulang?
-
Pemprov Bali Disarankan Belajar Kelola Sampah dari India, Adupi: Kebijakan Melarang Bukan Solusi
-
Nikmati Perjalanan Seru di Bali dengan Quad Bike
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Nasi Tepeng Bali, Menu Sarapan Nasi Lembek yang Membuat Banyak Turis Penasaran
-
Politisi Gerindra Kritik SE Larangan Air Minum Kemasan Plastik di Bali, Bagaimana Solusinya?
-
Diejek Jelek & Tak Ideal, Model Bali Ini Buat Perundungnya di Masa Lalu Menyesal
-
23 Persen Sampah di Bali Dibuang Sembarangan, Diduga Jadi Penyumbang Sampah Laut
-
Mewahnya Hotel Tempat Luna Maya Dan Maxime Gelar Pernikahan di Ubud, Akomodasi Full Sampai 3 Hari