Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 11 Mei 2022 | 19:44 WIB
Ilustrasi - Pedagang menata minyak goreng curah di kiosnya di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (8/10/2019). (Dok ANTARA)

SuaraBali.id - Hingga saat ini persoalan harga minyak goreng tampaknya masih sulit untuk dikendalikan. Terutama minyak goreng curah.

Seperti halnya di Tabanan di wilayah pelosok, harga minyak goreng curah per liternya mencapai Rp20 ribu.

Hal ini diketahui setelah adanya sidak dari Polsek Selemadeg Barat, dimana didapati harga minyak goreng pasca-Lebaran yakni, minyak goreng curah Rp20 ribu per liter.

Sedangkan minyak goreng kemasan bervariasi mulai dari 25 ribu hingga 52 ribu.

Baca Juga: Rumah Warga di Tabanan terbakar Akibat Korsleting, Bagian Dalam Hangus Tak Tersisa

“Soal harga masih sulit. Sudah ada penetapan harga eceran tertinggi. Tapi soal biaya angkut ini yang masih belum diperhitungkan,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrain (Kadis Perindag) Tabanan I Putu Santika sebagaimana diwartakan beritabali.com - jaringan suara.com.

Ia menyebutkan, sudah mendapatkan gambaran harga eceran tertinggi dari Kementerian Perdagangan untuk minyak goreng curah, ditambah dari Kementerian Perindustrian. Saat ini pemerintah pusat menetapkan harga eceran tertinggi minyak goreng curah Rp14 ribu per liter.

“Kami di daerah, tidak bisa berbicara banyak,” ujarnya.

Kecamatan Selemadeg Barat berada di batas wilayah Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Jembrana. Sementara agen minyak goreng curah berada di Kota Tabanan.

Jarak antara Kota Tabanan hingga Kecamatan Selemadeg Barat bisa mencapai satu jam lebih perjalanan dengan kendaraan roda empat.

Baca Juga: Hunian Hotel di The Nusa Dua Terisi 69 Persen Saat Libur Lebaran, Didominasi Wisdom

“Masyarakat di Selemadeg Barat masih memproduksi minyak kepala secara tradisional, karena di sana banyak pohon kelapa,” ujar Santika.

Adanya produksi minyak kelapa ini bisa mengurangi konsumsi masyarakat terhadap minyak goreng curah yang bahannya dari kelapa sawit.

“Minyak goreng kelapa yang diproduksi secara tradisional harganya juga lumayan mahal, bisa lebih dari Rp 50 ribu per liternya,” ujarnya.

Load More