Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 24 April 2022 | 12:49 WIB
Gubernur NTB Zulkiefliansyah bersama Kepala Sekolah SDN 3 Bukit Tinggi melihat kondisi sekolah sementara yang dibangun di atas tanah milik warga [Suara.com/Abdul Goni]

SuaraBali.id - Bangunan Sekolah Dasar Negeri 3 Bukit Tinggi Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, harus rela tergusur karena adanya pembangunan Bendungan Meninting. Sejak 2018 para guru dan murid menumpang di rumah warga untuk lakukan kegiatan belajar menagajar.

Di atas tanah milik Abdul Said (47) bangunan sementara didirikan seadanya. Bersebelahan dengan rumah pribadi milik Abdul Said.

Gubernur NTB, H Zulkiefliansyah yang baru mengetahui kondisi tersebut meminta pihak Kontraktor Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi segera bertanggung jawab atas tergusurnya bangunan Sekolah tersebut.

Dalam kunjungannya Sabtu (23/4/22) sore, ke sekolah darurat SDN 3 Bukit Tinggi di rumah Abdul Said, Dusun Murpadang Desa Bukit Tinggi, Gubernur sampaikan bahwa pihak akan Kontraktor untuk segera merenovasi bangunan sementara SDN 3 Bukit Tinggi.

Baca Juga: Kaca Jendela SDN di Bogor Pecah Dirusak Orang Tidak Dikenal, Polisi Langsung Turun Tangan

"Sambil menunggu percepatan pembangunan ini kan otoritas kabupaten Lombok Barat kan. Ini kita segera ya," ungkap Zul kepada Kepala sekolah dan pihak Kontraktor.

Disaksikan langsung oleh guru, murid dan warga setempat, Zulkiefliansyah meminta renovasi bangunan sementara segera dilakukan oleh pihak Kontraktor dari PT Hutama Karya (persero) dan TP Bahagia Bangun Nusa serta Badan Wilayah Sungai NTB.

"Saya kira itu konkret ya. Sambil menunggu percepatan pembangunan sekolah baru di lahan yang sudah dibayar oleh pihak PT," kata Zul.

Saat ini, kata Zul, renovasi harus dilakukan sambil menunggu hasil pembebasan lahan seluas 1400 meter persegi. Di tanah seluas 14 are itu nantinya akan dibangunkan gedung untuk SDN 3 Bukit Tinggi.

"Sebelum sekolah dibangun. Lahan ini akan direnovasi oleh BWS untuk kelas sementara," katanya.

Baca Juga: Memprihatinkan, SD Negeri di Simeulue Terancam Ditutup, Ini Penyebabnya

Dr Zul menyebut tidak bermaksud tutup mata selama empat tahun sekolah harus relokasi di rumah warga. Hanya saja ia sendiri mengaku baru mengetahui adanya sekolah yang terdampak.

"Kalau tidak media yang kasi tahu. Kami tidak tahu. Kami juga cari kabupaten kota tidak ada. Karena SD SMP itu kan kewenangan kabupaten. Tapi kita tidak mau melempar masalah ini ke mana. Semua ini tanggung jawab kita bersama," kata Zul.

Ia juga mengklaim bahwa bangunan sekolah SDN 3 Bukit Tinggi awalnya tidak kena penggusuran akibat pengerjaan di kawasan bendungan meninting.

"Keadaan SDN ini kan sebenarnya sudah dijelaskan. Tapi karena banyak aktivitas ledakan makanya sekolah dipindahkan," sebutnya.

Melihat adanya 64 siswa belajar di ruang kelas sederhana, Dr Zul meminta maaf kepada masyarakat di Dusun Murpandang karena sekolah dilaksanakan dengan kondisi tidak memadai selama empat tahun.

"Jadi kita mohon maaf sama masyarakat. Saya baru tahu kalau tidak ada yang kasih tahu kami tidak tahu. Begitu kan," kata Zul.

Saat berbincang dengan Gubernur, Kepala Sekolah SDN 3 Bukit Tinggi, menyampaikan bahwa direlokasinya tempat belajar mengajar karena lokasi awal tidak kondusif.

"Alat berat lalu lalang. Kita takut anak-anak nanti kenapa-kenapa. Ditambah tidak nyaman karena adanya ledakan-ledakan," terangnya.

Sariu juga menambahkan, bahwa sebelum direlokasi, bangunan sekolah juga rusak akibat gempa di 2018. Sehingga kondisinya semakin tidak memungkinkan untuk belajar mengajar setelah adanya pembangunan bendungan meninting.

Sisa-sisa dari bangunan lama tersebut pula yang dimanfaatkan untuk membangun sekolah sementara di tanah Abdul Said.

Kontributor: Abdul Goni Ilman Kusuma

Load More