SuaraBali.id - Harga emas kembali menguat di atas level psikologis 2.000 dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi),(11/3/2022). Harga emas ini bangkit dari penurunan tajam sesi sebelumnya, karena daya tarik safe-haven emas didukung oleh kurangnya kemajuan dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina dan data inflasi AS yang lebih tinggi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 12,2 dolar AS atau 0,61 persen, menjadi ditutup pada 2.000,40 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Rabu (9/3/2022), emas berjangka turun tajam 55,1 dolar AS atau 2,7 persen menjadi 1.988,20 dolar AS, setelah melonjak 47,4 dolar AS atau 2,37 persen menjadi pada 2.043,30 dolar AS pada Selasa (8/3/2022). Emas menetap di atas angka 2.000 dolar untuk pertama kalinya sejak Agustus 2020.
Serbuan ke aset-aset safe-haven awal pekan ini telah mendorong emas mendekati level rekor yang dicapai pada Agustus 2020.
Investor juga mencermati data inflasi Februari dari Amerika Serikat, yang sesuai dengan ekspektasi tetapi juga menunjukkan peningkatan tahun-ke-tahun terbesar sejak Januari 1982.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (10/3/2022) bahwa indeks harga konsumen AS, barometer inflasi, meningkat sebesar 0,8 persen pada Februari, atau 7,9 persen tahun ke tahun, pertumbuhan tertinggi sejak Januari 1982.
"Angka inflasi tentu merupakan elemen bullish yang mendasari emas. Namun, geopolitik mengalahkan data ekonomi saat ini," kata Jim Wycoff, analis senior di Kitco Metals.
"Bullish (emas) menghabiskan banyak energi mendorong harga ke rekor tertinggi awal pekan ini. Sekarang, bahkan data inflasi bullish tidak memberikan banyak manfaat karena (harga) baru saja habis."
Dengan latar belakang melonjaknya harga minyak dan komoditas, investor sekarang menunggu pernyataan kebijakan Federal Reserve berikutnya pada 16 Maret.
Memukul selera terhadap aset-aset berisiko, pembicaraan antara Rusia dan menteri luar negeri Ukraina tidak membuat kemajuan nyata menuju gencatan senjata.
Logam mulia lainnya, pPerak untuk pengiriman Mei naik 44 sen atau 1,7 persen, menjadi ditutup pada 26,256 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 12,4 dolar AS atau 1,12 persen menjadi ditutup pada 1.095,20 dolar AS per ounce. (ANTARA)
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Perkuat UMKM Difabel Lewat Pelatihan Administrasi dan Wirausaha
-
Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025
-
Investor Muda Bali Serbu Bursa Saham: 1 dari 3 Investor Baru Berusia 18-25 Tahun
-
Ini 13 Restoran Langgar Aturan di Sawah Terindah Bali