SuaraBali.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melakukan pengukuran kualitas udara pada saat Hari Raya Nyepi 3 Maret 2022 oleh tim Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang).
Hari Raya Nyepi menjadi kearifan lokal yang merupakan kebudayaan dari masyarakat di Bali, salah satu hari terpenting dalam kalender masyarakat Bali dan salah satu acara budaya paling unik di dunia.
Saat Nyepi, selama periode 24 jam aktivitas di seluruh pulau Bali terhenti. Dimana masyarakat Bali berpartisipasi dalam upacara pemurnian.
Dari pukul 06.00 Wita tanggal 3 Maret 2022 sampai dengan 06.00 Wita tanggal 4 Maret, penerangan lampu akan dilarang. Aktivitas penerbangan di bandara tidak diperbolehkan masuk atau keluar, seluruh pertokoan tutup, penggunaan mesin dan kendaraan dilarang.
Masyarakat tidak diperkenankan untuk bekerja, dan orang-orang di pulau Bali tidak diizinkan untuk meninggalkan rumah ataupun hotel saat catur brata penyepian.
Saat Nyepi tersebut, emisi tentu diharapkan dapat berkurang. BMKG melakukan observasi kualitas udara untuk menghitung persentase penurunan emisi pada saat Nyepi tersebut.
"Dengan memperoleh data observasi sesungguhnya pada saat Nyepi, diharapkan dapat menjadikan pembuktian bagi masyarakat dan dunia mengenai usaha penurunan emisi di Indonesia untuk perubahan iklim," kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho dalam paparannya di Kantor BMKG, Senin (7/3/2022).
Pengukuran tersebut menggunakan peralatan untuk mengukur partikel debu total (TSP) menggunakan HAZ-DUST EPAM — 5000 dan Met One.
Sedangkan Multigas Sensync untuk mengukur karbon monoksida (CO) dan Karbon dioksida (CO2).
Baca Juga: Imigrasi Indonesia Keluarkan Daftar 23 Negara yang Diberikan Visa Kunjungan Khusus Wisata ke Bali
Lokasi pengukuran dipilih yang mewakili daerah urban dan sub urban, meliputi wilayah perkotaan Denpasar, Karangasem dan Jembrana.
"Hasil awal pengukuran secara umum menunjukkan terjadinya penurunan secara nyata konsentrasi gas polutan dan partikulat debu yang bervaniasi pada setiap lokasi. Pada saat Nyepi 2022 dibandingkan hari normal," jelasnya.
Adapun pengukuran kualitas udara ini selaras dengan peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-72 tahun 2022 dengan tema “Peringatan Dini dan Aksi Dini untuk Pengurangan Risiko Bencana Hidrometcorologi”, yang pelaksanaannya bekerjasama dengan Balai Wilayah III BMKG, UPT Provinsi Bali, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jabar, DLH Kota Denpasar dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara (P3E) KLHK.
Kontributor: Yosef Rian
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu