SuaraBali.id - Jawa Timur memiliki sebuah “permata” daya tarik wisata bernama Taman Nasional Baluran. Wisata alam yang berlokasi di Banyuwangi ini bahkan dijuluki 'Afrika van Java', 'Little Africa in Java' atau 'Afrika Kecil' karena nuansa alamnya yang eksotis khas Afrika.
Di musim kemarau, Anda dapat merasakan panorama yang mirip dengan daratan Afrika. Di musim hujan, pemandangan memesona pun dapat Anda rasakan karena obyek wisata itu berada tak jauh dari Gunung Baluran dengan pemandangan hamparan hijau pepohonan.
Taman Nasional Baluran adalah habitat satwa seperti kerbau, banteng, rusa, kera, lutung, merak dan ular serta beberapa jenis burung kecil menjadi pemandangan menakjubkan serasa di Afrika. Ada beberapa spot daya tarik yang bisa dikunjungi.
Dari luasnya padang Savana Bekol, sampai lebatnya hutan hijau Evergreen Forest, hingga keindahan bawah laut di Bama.
Baca Juga: Mayat Sosok Misterius Ditemukan Membusuk Sulit Dikenali Mengapung di Selat Bali
Selain itu juga ada beberapa destinasi lain seperti Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua, Manting, Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh, Teluk Air Tawar, Batu Numpuk, dan Pandean atau Candi Bang.
Mau tahu apa saja keasyikan di taman seluas 25.000 hektare ini? Berikut ulasannya.
1. Hutan Evergreen
Hutan evergreen adalah hutan abadi di Taman Nasional Baluran. Hutan evergreen selalu subur. Kapan pun Anda datang, hutan ini akan selalu hijau dan menyejukkan. Ada sebuah aliran sungai yang berguna sebagai pengairan untuk tumbuhan.
Hal ini membuat hutan evergreen selalu terjaga kesuburannya. Anda harus berjalan sekitar tiga kilometer untuk menuju kawasan selanjutnya. Perjalanan panjang tak akan terasa berat karena kesejukan dalam hutan.
2. Hutan Musim
Hutan ini akan langsung menyambut wisatawan setelah melewati pos penjagaan. Hutan musim adalah hutan yang akan berubah-berubah sesuai dengan musimnya. Saat musim penghujan, Anda akan disuguhkan pesona hijaunya pepohonan.
Baca Juga: Harga Kedelai di Sampang Melejit, Pemdanya Tak Berkutik
Tetapi,bila wisatawan datang pada musim kemarau, wisatawan akan dihibur dengan kondisi gersang. Warna coklat dengan dedaunan yang seakan rontok. Kedua musim ini memiliki esoktisme masing-masing dan keunikan tersendiri. Anda akan berjalan menyusuri hutan ini kurang lebih sejauh lima km.
Berita Terkait
-
Tragis! Longsor Hutan Cangar Renggut 10 Nyawa, 2 Mobil Tertimbun
-
Back to Nature, Panduan Praktis Liburan Outdoor untuk Pemula
-
Cemburu Buta! Pria di Blitar Bacok Mantan Istri dan Ibu Mertua!
-
Mudik Lebaran Lancar, 3 Jalur Alternatif dari Semarang ke Jombang Bebas Macet
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Koster Perintahkan Pasar Tradisional di Bali Berhenti Gunakan Tas Kresek Saat Berjualan
-
Waspadai Cuaca Laut Saat Arus Balik Lebaran: Gelombang di Selat Bali dan Lombok Capai Dua Meter
-
5 Restoran di Bali yang Cocok Untuk Acara Makan Bersama Keluarga
-
Thai Lion Air Kini Terbang dari Bali ke Bangkok, Jadwalnya 4 Kali Seminggu