SuaraBali.id - Dari 10 kabupaten dan kota di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat tiga daerah yang tingkat vaksinasi dosis keduanya masih tergolong rendah. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat dr Lalu Hamzi Firkri.
"Paling rendah itu Kabupaten Bima yang baru 24,71 persen atau 95.608 orang, terus Kota Bima 49,42 persen atau 55.729 orang dan Kabupaten Dompu 43,56 persen atau 76.004 orang," ujarnya Rabu (17/2/2022).
Sedangkan tiga daerah yang capaian vaksinasi dosis kedua sangat baik, di antaranya Kota Mataram 81,50 persen atau 257.214 orang, Kabupaten Lombok Utara 86,66 persen atau 156.067 orang dan Kabupaten Sumbawa Barat 79,14 persen atau 82.400 orang.
Untuk Kabupaten Sumbawa sudah mencapai 60,01 persen, Kabupaten Lombok Barat 68,72 persen dan Kabupaten Lombok Timur 59,37 persen. Sementara, khusus di Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi dihelatnya MotoGP sudah mencapai 68,49 persen atau 525.809 orang, sedangkan dosis pertama sudah 90,88 persen.
"Untuk Bima dan dua lainnya kami upayakan secepatnya bisa dilakukan vaksinasi. Karena bagaimanapun untuk NTB kami ditargetkan 80 persen sudah divaksinasi," ujarnya.
Total vaksinasi untuk dosis kedua di NTB baru mencapai 61,64 persen atau 2.410.515 orang dari total sasaran jumlah penduduk sebanyak 3.910.638 orang. Sementara untuk vaksinasi pertama sudah 90,34 persen atau 3.532.747 orang dan vaksinasi dosis ketiga 1,87 persen atau 73.152 orang.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Bima H Dahlan M Noer tidak menampik rendahnya tingkat vaksinasi di wilayahnya. Ia mengaku ada sejumlah penyebab, salah satu di antaranya ketersediaan dosis vaksin.
"Kami memang tidak bisa menepis kalau vaksinasi dosis kedua masih sangat rendah. Kalau di dosis pertama itu rata-rata mahasiswa ikuti vaksinasi, tapi karena mereka balik lagi ke tempat mereka kuliah, sehingga mengurangi jumlah mereka yang sudah divaksinasi di Kabupaten Bima," katanya.
Faktor lain, lanjut Wabup Bima, banyaknya warga setempat yang bermigrasi ke daerah lain untuk pergi bekerja.
"Kenapa karena banyak warga kami yang bekerja bercocok tanam di kabupaten tetangga, seperti Dompu dan Sumbawa, sehingga ketika petugas ingin mencari mereka di rumahnya jadi kesulitan karena tidak ada di tempat," ujar Dahlan.
Berita Terkait
-
Ada 'Wisata Jokowi' di Solo yang Sempat Bikin Wamendagri Penasaran, Apa Itu?
-
Wamendagri Sebut Retreat Kepala Daerah Gelombang 2 Digelar Pasca Lebaran: Lokasinya di...
-
Buka-bukaan di Open House Muzani, Bima Arya Ungkap Pembicaraan Politik dan Rencana Gaspol Pemerintah
-
Bima Arya Pastikan Wali Kota Depok Akan Ditegur, Imbas Izinkan ASN Mudik Pakai Mobil Dinas
-
Jadi Lawan Main di Mungkin Kita Perlu Waktu, Sha Ine Febriyanti Akui Kualitas Akting Bima Azriel
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
Terkini
-
Arus Balik Lebaran 2025 Meningkat, Terminal Mengwi Bali Catat Lonjakan Penumpang Dibanding 2024
-
Program Pemberdayaan UMKM oleh BRI Mampu Tingkatkan Skala Bisnis Unici Songket Silungkang
-
Bali Larang Minuman Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter, GPS : Kesewenang-wenangan, Bisa Digugat
-
Ini Fasilitas Posko Mudik BUMN dari BRI Saat Arus Balik Lebaran 2025: Agar Pemudik Nyaman
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali