Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 17 Februari 2022 | 07:28 WIB
seberapa cepat penularan omicron - Ilustrasi gambar virus omicron (freepik)

SuaraBali.id - Virus Corona varian Omicron kini banyak menjangkiti orang di berbagai belahan dunia termasuk juga Indonesia. Varian ini memang memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dari varian Delta.

Akan tetapi tingkat kematian dan rawat inapnya lebih sedikit. Penularan itu juga bisa terjadi pada orang yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19 lengkap atau dua dosis, lapor Independent UK.

Seorang peneliti di Norwegia melakukan penelitian dengan mewawancarai 111 dari 117 tamu sebuah pesta pada 26 November 2021, di mana terdapat penularan Omicron.

Dari jumlah orang yang diteliltinya, sebanyak 66 orang positif terinfeksi Covid-19, sementara 15 orang diduga mengalami gejala infeksi. Sebanyak 89 persen orang yang diwawancara telah mendapat dua dosis vaksin Covid-19 mRNA, dan belum ada yang suntik booster.

Setidaknya ada 8 kunci gejala yang dialami orang-orang yang sudah vaksin lengkap, yakni batuk, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam, dan bersin.

Dalam studi yang terbit dalam jurnal penyakit menular dan epidemiologi, Eurosurveillance, ini tercatat bahwa batuk, pilek dan kelalahan, adalah gejala paling umumnya. sedangkan bersin dan demam paling jarang terjadi.

Pakar kesehatan juga menambahkan mual sebagai gejala infeksi Omicron. Sifat gejala yang ringan inilah yang membuat orang sulit membedakan virus dari flu biasa.

Tetapi, menurut founder aplikasi studi gejala Covid-19 bernama ZOE, Tim Spector, sekitar 50 persen dari pilek yang terjadi saat ini pada kenyataannya adalah Covid-19.

Jadi, meskipun vaksin melindungi dari risiko Covid-19 serius, temuan ini membuktikan bahwa orang masih bisa mengalami infeksi terobosan. Bahkan, ketika mereka mendapat booster. (ANTARA)

Load More