SuaraBali.id - Dr. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang menyorot soal konten dakwah pemuka agama yang sering memantik munculnya friksi hingga konflik. Hal tersebut tak jarang menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
TGB menganalogikan jika Indonesia adalah manusia, maka tulang belakangnya adalah persaudaraan antar elemen bangsa.
"Jika tulang belakangnya lemah, kita memberikan isu-isu SARA, kita membiarkan sentimen keagamaan itu diarahkan untuk hal-hal yang memancing pertentangan, memancing perselisihan itu sama artinya dengan melemahkan tulang belakang," jelas TGB pada Jumat, (28/1/2022).
Menurut TGB, memang masih ada yang gemar menghadirkan narasi yang menyebabkan pertentangan. Menyebabkan perselisihan.
"Kami di NWDI meminta untuk yuk kita hentikan, cukuplah menjadi pembelajaran apa yang sudah terjadi," bebernya.
Sikap-sikap memandang saling curiga, membenci orang yang berbeda kata TGB merupakan benih-benih perpecahan.
"Itu cost yang menurut saya tidak bisa dikuantifikasi atau dirupiahkan, karena itu saya mengajak agar hal-hal seperti itu kita hentikan, mari kita kembali kepada narasi yang memandang perbedaan itu sebagai kekayaan," kata mantan anggota DPR RI itu.
Sebagai Ketua Umum Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) TGB menyebutkan secara mendasar NWDI memiliki manhaj atau konsep dakwah yang dikenal dengan ahlussunnah waljamaah.
Manhaj ahlussunnah, kata TGB merupakan manhaj yang mainstream di Indonesia bahkan di dunia. Ahlussunnah mengedepankan kearifan dalam berdakwah.
Mengedepankan dialog, mengedepankan saling menghormati antar seluruh elemen bangsa. Termasuk diantaranya adalah mengedepankan perjumpaan yang baik antara agama dan budaya.
"Sehingga ahlussunnah wal jamaah itu merekognisi atau menekuni bahkan mendorong tumbuhnya budaya-budaya positif di tengah masyarakat," kata TGB.
"Karena itu, NWDI ini meneguhkan semangat ahlussunnah yang mengajak kita semua seluruh elemen yang ada di indonesia untuk menyadari bahwa perbedaan adalah sunnatullah, perbedaan adalah jalan saling mengisi antar elemen bangsa," lanjutnya.
Segala hal yang katakanlah memicu pertentangan friksi apalagi konflik, ucap TGB jauh dari semangat atau nilai-nilai NWDI.
"Pada ujungnya, kita berlomba untuk memberi kontribusi yang terbaik untuk bangsa," ujarnya.
Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar
Berita Terkait
-
Pedasnya Bikin Nagih, Ini 5 Kuliner Lombok yang Wajib Kamu Coba saat Liburan
-
Mobil Vs Motor di Lombok Timur: 1 Orang Tewas
-
99 Persen Mahasiswa Poltekpar Lombok Incar Kerja di Luar Negeri, Wamenpar Dukung, Tapi...
-
ASN Lombok Utara Diduga Jadi Korban Pemerasan Polisi, Arie Kriting Buka Suara
-
Arie Kriting Soroti Kasus Kematian ASN Lombok Utara yang Diduga Jadi Korban Pemerasan Polisi
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Pemprov Bali Juga Larang Distribusi Air Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter dari Luar Bali
-
Keluhan dan Harapan Pedagang di Pasar Badung Jika Tas Kresek Dilarang di Bali
-
Hari Pertama Masuk Kerja, Antrean di Sentra Pelayanan Publik Mataram Membludak
-
Bukan Sepak Bola, Bukan Piknik, Tapi WNA Ini Malah Main Golf di Stadion Karangasem
-
Pemain Bali United Kena Hukuman Gara-gara Berat Badannya Naik Seusai Lebaran