"Tahun 2006 itu kembali ada insiden pelemparan di Ketapang," kata Ibah.
Usianya saat itu baru beranjak 7 tahun. Ingatannya amat kuat soal momen kelam kasus pelemparan yang meratakan rumah Hiba oleh segelintir orang.
"Lagi-lagi kasusnya mirip seperti di Lombok Timur," ujar Ibah.
Ibah mulai paham dengan kondisi yang dia alami tahun 2006. Insiden itu terjadi saat ia bermain. Kemudian, kata Ibah, Ia mendapat informasi bahwa akan ada orang yang akan merusak kampung Jamaah Ahmadiyah di Ketapang.
"Saya lari ke sawah waktu itu. Saya bahkan melihat langsung peristiwa perusakan itu di depan mata saya," tandasnya.
Lagi-lagi kasus mengerikan itu terjadi sekitar bulan Februari tahun 2006. Ia dan keluarga kemudian memutuskan untuk Kembali ke Transito. Ia mulai merasa dihinggapi rasa aman saat di Transito.
"Sampai sekarang kan tinggal di Transito," ujarnya.
Setelah kejadian tahun 2006 itu, Ibah tak lagi melihat insiden pengrusakan rumah jamaah Ahmadiyah. Ia pun mulai kehidupan baru sekembalinya ke tempat pengungsian tersebut.
Hiba menceritakan momennya saat mulai bersekolah. Ketika masuk sekolah dasar, Ibah juga kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari rekan-rekannya.
Beranjak 7 tahun, Ibah kecil mulai belajar di SDN 42 Kota Mataram yang tak jauh dari lokasi pengungsiannya di Transito Majeluk, Kota Mataram.
Sekali lagi, tak jarang ia mendapat perlakuan diskriminatif. Ia bahkan kesulitan memiliki teman bermain di luar jamaah Ahmadiyah.
"Tapi saya tidak tahu, kenapa mereka membenci kami waktu itu," ujar Ibah.
Namun, setelah masuk sekolah menengah pertama di SMPN 15 Kota Mataram, teman-teman Ibah mulai menerima perbedaan yang diyakininya.
"Tetap ada sih. Tapi nggak separah waktu SD dulu," jelas Ibah.
Kehidupan Ibah pun terus berlanjut di Pengungsian Transito Kota Mataram.
Berita Terkait
-
Di Balik Senyum di Posko Pengungsian, Perempuan Sumatra Menanggung Beban Sunyi yang Berat
-
PSIM Yogyakarta Dapat Kabar Baik, Donny Warmerdam Segera Comeback Pascacedera
-
Jeda BRI Super League, PSIM Yogyakarta Liburkan Aktivitas Seminggu
-
Antara Pasir yang Berjalan: Cerita Ketangguhan dari Pesisir Selatan Lombok
-
Bukan Pelawak Tapi Anak Petani, Dono Kasino Indro Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD Lombok Tengah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Jalankan Program BRI Menanam Grow & Green, BRI Salurkan Bibit Pohon di Bandung
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal