Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 07 Desember 2021 | 15:10 WIB
Petugas mengolah sampah di TPST Samtaku Jimbaran, Badung, Bali Senin (6/12/2021). [Foto : Suara.com/Eviera Paramita Sandi

SuaraBali.id - Pengeloaan sampah di Bali terutama sampah plastik kini menjadi semakin mendesak dan harus segera dicarikan solusi supaya sampah dihasilkan warga di Bali tidak membludak di TPA Suwung, Denpasar. Seperti diketahui TPA Suwung kini sudah over capacity dan diketahui pula bahwa ketinggian sampah di TPA terbesar di Bali itu sudah mencapai 30 meter.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali pun mewacanakan akan secara perlahan akan TPA Suwung pada 2022 mendatang. Hal ini menyisakan masalah baru yaitu kemana masyarakat harus membuang sampahnya.

Danone AQUA yang bekerja sama dengan PT Reciki Mantap Jaya pun menawarkan solusi pengelolaan sampah terbaru dengan mendirikan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku di Jimbaran, Badung.  TPST yang berdiri di atas lahan seluas 5 ribu meter ini bisa menampung 120 ton sampah dengan jumlah keluaran 10 ton per hari.

Dengan cara ini diharapkan bisa mengurangi debit sampah yang bermuara di TPA Suwung.

Di TPA ini sampah organic dan anorganik dipisahkan dan diolah dan dijadikan bahan lain yaitu kompos, bahan daur ulang (plastik, kertas, dan logam) dan biomassa bata atau bahan Refuse Derived Fuel (RDF).

Adapun sampah yang diarahkan ke TPST ini difokuskan pada area Kuta Selatan yaitu area Desa Dinas Kutuh, Desa Dinas Jimbaran, Desa Adat Bualu, Desa Dinas Ungasan,  Desa Dinas Kuta, Seminyak dan Legian.

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menyebutkan dengan adanya fasilitas pengelolaan sampah TPST di Jimbaran, ini akan menjadi salah satu alternatif solusi bagi pemerintah provinsi Bali dalam memecahkan masalah pengelolaan sampah terutama ketika TPA Suwung sudah kelebihan daya tampungnya seperti saat ini.

“Danone-AQUA telah menjadi pionir dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik serta berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengurangi jumlah sampah plastik di lautan hingga 70% pada 2025,” ujarnya pada Senin (6/12/2021).

Tak hanya, pengelolaan sampah. Di tempat ini disediakan pula diorama edukasi sampah untuk masyarakat. Dimana masyarakat yang diharapkan berasal dari komunitas dan siswa sekolah dapat belajar tentang pemilahan dan pengelolaan sampah di TPST Jimbaran.

Diorama edukasi sampah di TPST Samtaku, Jimbaran, Bali. [Foto : Suara.com/Eviera Paramita Sandi]

Satu hal yang ditekankan adalah pentingnya memilah sampah dari rumah. Pemilahan sampah organik dan anorganik sangat membantu pengelola sampah untuk mendaur ulang.

“Tak perlu khawatir ketika sampai di tempat penampungan sampah, sampah organik dan anorganik tercampur. Tidak percuma karena itu akan sangat membantu dalam pengolahan, “ ujar Direktur PT. Reciki Mantap Jaya, Bhima Aries Diyanto.

Di sini sampah rumah tangga akan dipilah, dimana sampah plastik PET yang didapatkan akan  dikumpulkan dan dikirim ke Pabrik Veolia, Jawa Timur untuk diolah menjadi PET daur ulang (rPET) yang kemudian akan dipakai Danone-AQUA untuk materi pembuatan botol baru.

Sedangkan sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersamaan dengan sampah residu dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar. Hal ini diharapkan bisa memenuhi prinsip Ekonomi Sirkular dan Zero Waste to Landfill.

Load More