Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 25 November 2021 | 10:57 WIB
Kabupaten Klungkung

SuaraBali.id - Dalam sejarah Kabupaten Klungkung, dahulu pada jaman kerajaan, Klungkung merupakan pusat pemerintahan raja-raja Bali. Raja Klungkung merupakan pewaris langsung dan keturunan lurus dari Dinasti Kresna Kepakisan.

Menurut sejarah pada saat Kerajaan Gelgel diperintah oleh Dalem Dimade sekitar tahun 1650, Perdana Menteri Kerajaan bernama I Gusti Agung Maruti melakukan perlawanan dan meruntuhkan Kerjaaan Gelgel. Sejak saat itulah Kerajaan Gelgel menjadi kekuasaan Gusti Agung Maruti.

Namun anggota kerajaan Gelgel yang masih tersisa menyusun strategi agar kerajaannya bangkit lagi. Hingga pada tahun 1689 Masehi, putra dari Dalem Dimade, Ida I Dewa Agung Jambe, berhasil merebut kembali Kerajaan Gelgel dari tangan Gusti Agung Maruti.

Kerajaan Gelgel yang semakin hari semakin berjaya, memutuskan untuk memindahkan lokasi pusat pemerintahannya ke utara Kerajaan Gelgel dan dinamai Klungkung.

Baca Juga: Hari Ini Bali United Lawan Persija Jakarta di BRI Liga1, Momentum Perebutkan 3 Poin

Singkat cerita pada masa pemerintahan Ida I Dewa Agung Jambe, Kolonial Belanda berusaha merebut wilayah kerajaan. Dan tercetuslah perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908. Dalam perang tersebut raja, pembesar kerajaan dan keluarga raja termasuk putra mahkota gugur dalam medan pertempuran.

Jembatan Kuning di Kabupaten Klungkung, Bali. [Dok Kementerian PUPR]

Hanya beberapa kerabat yang tersisa pasca perang. Kemudian pemerintah Belanda mengangkat I Dewa Agung Gede Oka Geg yang merupakan sepupu raja Klungkung sebagai regent (bupati) pada bulan Juli 1929. Pemerintahannya berlangsung sampai Indonesia merdeka.

Berdasarkan Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1958 tanggal 9 Agustus 1958, Tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Daerah Swapraja di Klungkung berubah bentuknya menjadi Daerah Tingkat II Klungkung.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 1992, Menteri Dalam Negeri, Rudini, mengubah nama Kota Klungkung menjadi Kota Semarapura pada tanggal 28 April 1992. Pada tanggal itu pula diperingati sebagai hari ulang tahun kabupaten Klungkung.

Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten yang memiliki wilayah terkecil di provinsi Bali. Klungkung berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangli di sebelah utara, Kabupaten Karangasem di timur, Kabupaten Gianyar di barat dan dengan Samudra Hindia di sebelah selatan.

Baca Juga: Tiap Hari Tim Yustisi Kota Denpasar Bergerak Selalu Temukan Warga Abai Pokes

Sepertiga wilayah Kabupaten Klungkung terletak di selang pulau Bali dan dua pertiganya lagi merupakan kepulauan, yang bernama Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

Bupati Klungkung dari Masa ke Masa.

  1. Dewa Agung Jambe I 1686-1722
  2. Dewa Agung Made 1722-1736
  3. Dewa Agung Dimadya 1736-1760
  4. Dewa Agung akti 1760-1790
  5. Dewa Agung Putra I 1790-1809
  6. Gusti Ayu Karang 1809-1814
  7. Dewa Agung Putra II 1814-1850
  8. Dewa Agung Istri Kanya 1814-1850
  9. Dewa Agung Ktut Agung 1843-1903 (di bawah perlindungan Hindia Belanda)
  10. Dewa Agung Putra III (Betara Dalem Ring Rum) 1851-1903
  11. Dewa Agung Jambe II 1903- 1908
  12. Dewa Agung Oka Geg 1929
  13. Tjokorda Gde Agung 1977-1996
  14. Drs. Ida Bagus Oka 1996-1998
  15. Tjokorda Gde Ngurah 1998-2002
  16. I Wayan Chandra 2003-2007
  17. I Wayan Chandra 2007-2013
  18. I Nyoman Suwirta, S.Pd, MM16 2013-2021

Demikian ulasan Sejarah Kabupaten Klungkung

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

Load More