Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 24 November 2021 | 17:01 WIB
Ikan Mola-mola terdampar di Buleleng, Bali. [Foto : Dokumentasi BPSPL Denpasar

SuaraBali.id - Seekor ikan langka Mola Mola ditemukan terdampar di Pantai Penarukan, Buleleng, Bali, Selasa (23/11/2021). Setelah diambil sample dan diukur, satwa itu ditenggelamkan.

Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso mengatakan untuk penyebab kematian Ikan Mola Mola ini belum bisa ditentukan. Kemungkinan besar karena faktor cuaca.

Namun dari hasil pemeriksaan kasus-kasus sebelumnya, biasanya ikan Mola Mola yang mati karena terinfeksi bakteri. Ia meminta warga yang menemukan untuk tidak mengonsumsinya.

"Jadi kalau ini dimakan bisa bahaya. Masyarakat kan tidak paham dipotong-potong dan dagingnya dimakan. Biasanya banyak ditemukan parasit kalau kita belah itu," katanya ketika dihubungi, Rabu (24/11/2021).

Baca Juga: Potensi Siklon Tropis Paddy Berdampak di Bali, Masyarakat Diminta Waspada

Ikan tersebut awalnya ditemukan oleh nelayan setempat. Setelah itu dilaporkan ke pihak kepolisian dan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.

Petugas kemudian datang untuk mengambil sample dan mengukurnya. Hasil pengukuran  yakni ikan memiliki panjang 196 cm, dan lebar 130 cm. Setelah itu ikan kemudian ditenggelamkan.

"Teman-teman dari kelompok masyarakat yang di sana dibantu oleh penggiat lingkungan kita yang ada di Universitas Undiksha. Melakukan penanganan dan ditenggelamkan di tengah laut," ujarnya.

Yudiarso mengatakan perairan Bali memang dikenal sebagai habitat ikan Mola-mola. Ikan jenis ini banyak ditemukan di perairan Nusa Penida, Klungkung. Selain itu, di perairan Buleleng Utara seperti dekat Taman Nasional Bali Barat hingga perairan di kawasan Singaraja.

Ikan ini merupakan spesies yang hidup di laut dalam. Dan muncul ke permukaan untuk membersihkan dari parasit yang menempel dari dalam tubuhnya.

Baca Juga: Sosok Kolonel CKM dr. Made Mardika, Putra Bali Pertama yang Jabat Dokter Pribadi Wapres

"Naik ke atas untuk menghangatkan, jadi dengan hangatnya perairan yang nempel-nempel itu banyak itu jamur dan segala macam itu lepas," kata dia.

Ia menambahkan, ikan jenis ini memang belum termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia. Namun sudah direncanakan untuk dilindungi untuk mempertahankan populasinya karena mulai jarang ditemukan.

"Ikan ini merupakan target pengelolaan kementerian Kelautan dan Perikanan jadi dia ini kita pantau populasinya," jelasnya.

Kontributor : Imam Rosidin

Load More