Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 21 November 2021 | 15:15 WIB
Ibu Asma, Ibu hamil yang tertangkap kamera sedang khusyuk menonton balapan di bawah pohon kelapa [Suara.com/Lalu Muhamad Helmi Akbar]

SuaraBali.id - Sirkuit Mandalika tak pernah kehabisan cerita. Setelah cerita Amaq Bengkok yang asyik menanam kedelai saat pebalap mengaspal di lintasan, atau warga yang membuka warung di dalam kawasan sirkuit yang omsetnya menggiurkan jadi cerita hangat di tengah balapan.

Kini, ada cerita Ibu Asma. Seorang Ibu hamil yang tertangkap kamera sedang khusyuk menonton balapan di bawah pohon kelapa. Pohon kelapa tersebut tepat berada di depan rumahnya yang masih dekat dengan lintasan sirkuit.

Ibu Asma adalah salah satu dari 48 Kepala Keluarga (KK) yang masih menetap di dalam kawasan Sirkuit Mandalika. Ia memilih tetap tinggal sebab ganti rugi pembebasan lahan miliknya belum juga dibayarkan.

Ia menonton balapan karena rasa penasaran. Suara mesin motor pebalap yang bising menggerakkan ia untuk menyaksikan langsung.

Baca Juga: Sensasi Nonton Balapan Pertama di Mandalika, Seperti Bukan di Indonesia

Aksesnya ke lintasan sangat dekat. Cukup berjalan sekitar 20 meter, ia sudah dapat menyaksikan para pebalap saling salip.

“Sebenarnya tidak mengerti, tapi karena penasaran, yang penting liat motor lewat,” katanya.

Ibu Asma terlihat menonton sendirian. Suaminya tidak menemani karena sedang bekerja.

Terlihat sebuah gelang melingkar di tangan kirinya. Itu adalah gelang yang diberikan ITDC bagi warga lokal yang masih menetap di dalam kawasan Sirkuit Mandalika.

Ibu Asma, Ibu hamil yang tertangkap kamera sedang khusyuk menonton balapan di bawah pohon kelapa [Suara.com/Lalu Muhamad Helmi Akbar]

“Gelang ini dikasi ITDC untuk warga, biar bisa keluar masuk,” sebut Asmawati.

Baca Juga: 4 Tingkah Pembalap WSBK Mandalika jadi Sorotan, Beri Uang Bocah hingga Bantu Emak-Emak

Usia kandungannya kini sudah 8 bulan, sebentar lagi akan menunggu persalinan.

Di saat yang sama, ganti rugi tanahnya belum juga selesai. Padahal menurutnya, ia sebetulnya telah legowo, sudah siap pindah.

Ia bahkan sudah berencana akan pindah ke Desa Sengkol, lokasi yang tidak jauh dari kawasan Mandalika.

“Saya dan suami akan beliin tanah dan bangun rumah di sana, tapi nanti setelah kita dikasi uang ganti rugi,” ujarnya.

Kontributor: Lalu Muhamad Helmi Akbar

Load More