SuaraBali.id - Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak fokus memfokuskan menangani ketersediaan air bersih di wilayah Bali, NTB dan NTT.
"Air adalah kebutuhan utama untuk hidup. Sebagian warga Bali, NTB, dan NTT masih sulit untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus berjalan kaki berkilometer, bahkan terpaksa harus naik-turun bukit. Itu mereka lakukan tiap hari,” kata Pangdam IX/Udayama Mayjen TNI Maruli Simanjuntak dikutip dari ANTARA, Kamis (18/11/2021).
Ia mengatakan agar para prajuritnya berjuang membantu ketersediaan air bersih. Pemetakan situasi pun dilakukan sebanyak 168 titik menjadi prioritas pertama dan sebagian mengandalkan mata air dan sebagian lagi dari sungai.
"Masalahnya sama, mata air dan sungai tersebut lokasinya jauh, bahkan sangat jauh dari pemukiman warga. Kami menyiapkan pompa, kemudian mengalirkan air bersih melalui pipa, hingga dekat pemukiman untuk dibuatkan penampungan air bersih,” ucap Pangdam Udayana.
Dikatakannya, secara teoritis penanganan air bersih ini nampak sederhana. Namun saat diaplikasikan memang sulit, misalnya seperti yang dilakukan di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.
"Para prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa) harus berjibaku menyusuri hutan di tengah lembah, untuk membangun tempat penampung air hingga memasang pipa. Bahan material seperti semen dan bagian mesin pompa, harus dibawa ke lokasi menggunakan tali, dari ketinggian ke sumber air di lembah. Setelah bak semen penampung air selesai dan mesin pompa dipasang, kesulitan berikutnya adalah pemasangan pipa," paparnya.
Dari 168 titik pompa hidrolik di wilayah Bali, NTB, dan NTT yang direncanakan sebagai prioritas pertama, setidaknya sudah 60 titik yang sudah selesai dikerjakan.
Ia menjelaskan prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa) menjadi salah satu kunci penting program Air Bersih untuk Bali, NTB, dan NTT. Kata dia, prajurit Babinsa berada di setiap desa.
Selain membangun pompa untuk air bersih, Pangdam IX/Udayana membangun pompa skala besar untuk areal pertanian. Salah satunya membangun pompa hidram di Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
Menurutnya, sumber tenaga pompa hidram itu menggunakan gravitasi, tidak menggunakan aliran listrik. Kata dia, Pompa hidram berskala besar mampu mengairi areal pertanian seluas 220 hektar di Kecamatan Selemadeg Timur, khususnya di Subak Lanyah Delod, Bali.
Baca Juga: Yuk Kenali Sedekah Minyak Jelantah Tangerang, Selamatkan 911 Juta Liter Pencemaran Air
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Pramono Anum Sebut Layanan Air Bersih di Jakarta Hanya Mencapai 44 Persen, Apa Iya?
-
Pramono Janjikan Akses Air Bersih 100 Persen Tahun 2029
-
Berantas Penyakit, Tingkatkan Ekonomi: Manfaat Jangka Panjang Wakaf Air Bersih
-
Ironi Bendungan Napun Gete: Diresmikan, Tapi Warga Masih Berebut Air
-
Cawagub Kun Wardana Umbar Janji Pemenuhan Air Bersih Bagi Warga Jakarta
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Dispar Bereaksi Ketika Bali Tidak Direkomendasikan di Tahun 2025 : Tidak Ada Alasan
-
Serangan Hoaks Pilkada Bali: Polda Kewalahan Buru Buzzer TikTok & Instagram
-
Kecelakaan Beruntun di Gatsu Tengah Denpasar, Ini Kronologi Awal Dan Penyebabnya
-
Spanduk Coblos Si Gundul Akan Dikembalikan ke Rumah Paslon, Satpol PP : Biar Tak Jadi Sampah
-
Hadapi Kepadatan Akhir Tahun di Bali, Kemacetan Mengerikan Tahun Lalu Diharapkan Tak Terulang