Scroll untuk membaca artikel
Dinar Surya Oktarini
Minggu, 14 November 2021 | 08:30 WIB
Kereta Uap Sepur Kluthuk Jaladara jadi pilihan wisata sejarah di kota Solo. (Suara.com/Ari Purnomo)

SuaraBali.id - Kota Surakarta atau sering disebut dengan Kota Solo merupakan wilayah otonom dengan status Kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ada beberapa tempat wisata di Solo yang dikenal dengan budayanya. 

Kota Solo dulu termasuk bagian wilayah kerjaan Mataram bersama Yogyakarta, yang kemudian dipisahkan melalui perjanjian Giyanti.

Solo terkenal dengan sejarah dan budayanya yaitu Keraton Solo. Namun tempat wisata di Solo tidak hanya Keraton Solo saja, masih banyak tempat wisata yang cukup menarik. Mulai dari berbau alam, sejarah hingga pasar yang ada di Kota Solo.

Mau liburan ke Solo namun bingung mau ke mana? Berikut rekomendasi tempat wisata yang ada di Solo, mulai dari wahana bermain, waterpark, keindahan alam, air terjun, gedung bersejarah, wisata religi, spoy foto kekinian, wisata belanja, hingga kuliner.

Baca Juga: 7 Wisata Jawa Tengah, Terkenal dan Populer Hingga Mancanegara

Berikut daftar tempat wisata di Solo yang terkenal alam, sejarah dan kebudayaanya:

1. Agrowisata Sondokoro

Agrowisata Sondokoro sebelumnya adalah sebuah pabrik gula terbesar di karanganyar pada masa colonial hingga sekarang masih beroperasi dengan baik. Wisata sondokoro ini resmi dibuka untuk umum pada tahun 2006, karena dulunya wisata ini hanya sebuah pabrik gula biasa. Tetapi, sekarang pabrik gula tersebut semakin ramai wisatawan semenjak dibuka untuk umum. Di wisata sondokoro ini juga terdapat berbagai macam wahana yang bisa dicoba ketika berkunjung Agrowisata tersebut.

2. Loji Gandrung

Gibran Rakabuming Raka ternyata belum menempati Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung. [Suara.com/Ari Welianto]

Loji Gandrung merupakan rumah dinas walikota solo dan sekarang dibuka untuk umum sebagai tempat wisata terbaru. Loji gandrung sudah berdiri sejak tahun 1830 pada zaman Belanda. Banyak sejarah yang tersimpan di dalamnya. Pada zaman Belanda, loji gandrung meurpakan tempat tinggal salah satu pejabat perkebunan Belanda. Dan loji gandrung juga merupakan salah satu tempat yang ditetapkan sebagain bangunan cagar budaya.

Baca Juga: KONI Solo Berencana Rapikan Organisasi Keolahragaan, Termasuk Perihal Anggaran

3. Sepur Kluthuk Jaladara

Kereta Uap Sepur Kluthuk Jaladara jadi pilihan wisata sejarah di kota Solo. (Suara.com/Ari Purnomo)

Ikon pariwisata ini berupa kereta api uap kuno yang dibikin Belanda dengan lokomotif berusia lebih dari satu abad, dan gerbongnya terbuat dari kayu jati pilihan. Sepur ini beroperasi pada hari Sabtu, Minggu dan libur nasional dengan rute Stasiun Purwosari Solo hingga Stasiun Sangkrha. Jadwal operasional sekitar pukul 16.30 Wib di hari Sabtu dan pukul 09.30 dihari Minggu. Harga tiket sekitar 150-190an per orang, jika ingin secara rombongan bisa menyewa dengan tariff 3,5 juta rupiah.

4. Benteng Vastenburg

Benteng Vastenburg ini merupakan bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1745 atas perintah Gubernur Jendral Baron Van Imhoff. Bangunan ini sering dikunjungi untuk berfoto bahkan sering juga dugunakan sebagai acara pertunjukan music, festival, dan upacara.

 Lokasi benteng ini di Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Jam buka pada pukul 07.30-16.00 dengan harga tiket sekitar 2-3 ribu rupiah.

5. Keraton Surakarta

Kondisi Keraton Kasunanan Surakarta di malam hari. Keraton memutuskan tak menggelar kirab Malam Satu Suro. [Suara.com/Budi Kusumo]

Keraton Surakarta ini merupakan istana resmi Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744. Keratin ini memiliki banyak koleksi benda-benda sejarah dan punya karya seni tinggi, seperti kereta kencana, patung, pusaka kerajaan, senjata, wayang kulit, dan lainnya.

Lokasi Keraton Surakarta ini di Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta,  Jawa Tengah. Buka mulai pukul 09.00-14.00, namun dihari Jumat kertaon ini tutup.

Demikian daftar tempat wisata di Solo, Jawa tengah yang bisa kamu cobain. 

Kontributor : Annisa Nur Rachmawati

Load More