Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 10 November 2021 | 10:33 WIB
Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (1/11).

SuaraBali.id - Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan digelar dalam satu rangkaian, namun mempunyai arti yang berbeda. Apa saja perbedaan Galungan dan Kuningan?

Hanya saja, Galungan dan Kuningan identik dengan masyarakat Bali. Sebab keduanya adalah hari raya umat Hindu yang merupakan agama mayoritas di pulau Dewata.

Ketika perayaan hari raya tersebut, hampir setiap pelosok pulau Bali dipenuhi hiasan janur yang dipasang di sebatang bambu.

Oleh masyarakat Bali, hiasan tersebut disebut Penjor. Saking meriahnya perayaan Galungan dan Kuningan, dua hari raya tersebut juga menjadi daya Tarik bagi wisatawan dalam dan kuar negeri.

Baca Juga: Rangkaian Hari Suci Galungan 2021, Penuh Makna dan Arti

Berikut perbedaan Galungan dan Kuningan:

Hari Raya Galungan

Dalam laman bulelengkab.go.id disebutkan, kata Galungan berasal dari kata Jawa kuno, yang berarti bertarung. Di Bali, kata ini juga biasa disebut “dungulan” yang memiliki arti menang. Pertanyaannya, menang melawan apa?

Laman forumstudimajapahit.com menulis, Hari Raya Galungan memiliki makna kemenangan kebaikan melawan keburukan. Dimana kebaikan disebut Dharma dan keburukan disebut Adharma. Karena itu pada hari raya ini, umat Hindu di Bali merayakan dan bersyukur ke hadapan Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Tida ada catatan pasti kapan pertama kali Hari Raya Galungan dilaksanakan. Namun, mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI, Drs. I Gusti Agung Gede Putra memperkirakan, hari raya ini sudah lama dirayakan umat Hindu di Indonesia, setelah itu baru popular di masyarakat Hindu Bali.

Baca Juga: 100 Twibbon Hari Raya Galungan, Lengkap dengan Link Download dan Ucapan

Namun sejarah lainnya tercantum dalam lontar Purana Bali Dwipa. Ini adalah semacam Pustaka suci atau kitab pedoman yang disimpan oleh umat Hindu. Disana disebutkan Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat, tahun 882 masehi atau tahun Saka 804.

Load More