SuaraBali.id - Sebuah lagu Bali yang masih terus eksis hingga saat ini berjudul Tembang Bibi Anu. Lagu ini merupakan bentuk wejangan lewat lagu yang merupakan warisan leluhur.
Lagu tersebut berisi sebuah wejangan atau nasihat tentang cara hidup dan berbicara. Demikian pula tentang berbuat berkomitmen terhadap diri, menjaga hubungan baik dengan teman dengan cara berpikir, bertidak dan berucap baik serta senantiasa belajar untuk mencapai kewibawaan sebagai bekal hidup.
Hal ini teruangkap dalam sebuah artikel berjudul “Analisis Tembang Bibi Anu (Pendekatan Antrophological Linguistics)” yang merupakan bagian dari prosiding Seminar Nasional Bahasa Ibu VII Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional Tahun 2014.
Artikel ditulis oleh Ni Made Ayu Widiastuti, Sang Ayu Isnu Maharani dan Yana Qomariana dari Universitas Udayana.
Ni Made Ayu Widiastuti dan kawan-kawan menuliskan bahwa Pupuh Pucung Bibi Anu merupakan tembang yang biasanya dinyayikan para orang tua untuk menidurkan atau mengasuh anak-anak mereka yang masih balita.
Biasanya dinyayikan untuk mengungkapkan suasana aman, tenang dan damai sehingga sangat sesuai dinyayikan untuk menidurkan balita.
Bibi Anu sebenarnya mengandung makna semua manusia di bumi, namun dilambangkan oleh seorang perempuan karena perempuan merupakan seseorang yang sangat mulia yang memiliki beberapa kelebihan.
Kelebihan sekaligus sebagai kodratnya melahirkan anak, menyusui, menjadi ibu dan istri yang berperan penting dalam kehidupan.
Baris lamun payu luas manjus secara harfiah mengandung makna membersihkan diri atau mencari kesucian yang tentunya merupakan tujuan hidu.
Jadi makna yang ingin disampaikan adalah jika ingin pergi mencapai suatu tujuan seperti menuntut ilmu, bekerja atau berkarir.
Baris Antenge Tekekang kemudian mengandung makna denotatif, konotatif dan konseptual. Antenge tekekang denotatifnya bermakna menguatkan ikatan selendang.
Sedangkan makna konotatifnya yaitu menguatkan kemauan atau bersungguh-sungguh. Pada baris yatnain ngaba mesuai secara konotatif memberikan makna untuk berhati-hati dalam berteman.
Baris terakhir termuat tiuk puntul, bawang anggen sasikepan. Tiuk puntul mengandung pesan agar jangan menggunakan kecerdasan untuk tujuan yang tidak baik, seperti membodohi orang lain.
Sedangkan makna bawang anggen sasikepan yaitu agar menggunakan rasa kasih sayang sebagai landasan dari setiap kegiatan. [bbn/mul]
Berita Terkait
-
5 Alternatif Tempat Wisata Bali Viral selain Taman Wisata Luih, Hidden Gem yang Eksotik!
-
Dari Safari ke Laut: Nikmati Dua Wajah Indah Bali dalam Satu Perjalanan
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
BRI Sigap Tangani Bencana Alam di Aceh, Sumut, dan Sumbar Bersama Danantara
-
Bali Larang Botol Plastik di Bawah 1 Liter, Pengusaha Panik
-
BRI Perkuat Tata Kelola dan Akselerasi Kinerja Tahun 2026 dalam RUPSLB
-
BRI Bagikan Dividen Interim Tahun Buku 2025 Sebesar Rp137 per Saham
-
Motif Dendam Terungkap! Kronologi Pembunuhan Turis Spanyol di Hotel Senggigi