SuaraBali.id - Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya menyebut lonjakan kasus Covid-19 atau gelombang tiga bisa terjadi kapan saja. Ia pun mengingatkan masyarakat menjelang hari Raya Galungan beberapa hari ke depan agar jangan abai terhadap protokol Kesehatan (prokes).
Meski saat ini di Bali sudah terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Capaian vaksinasi Covid-19 di Bali untuk dosis pertama sudah di angka 100,34 persen dan dosis kedua 86,57 persen.
"Gelombang berikut bisa terjadi kapan saja, kita engga tahu karena virus bisa bermutasi. Tapi kita berharap tak terjadi," katanya di RS Bali Mandara, Denpasar, Bali, Selasa 2 November 2021.
Menurutnya lonjakan kasus bisa terjadi karena sampai saat ini virus masih ada. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya kasus penularan Covid-19 tiap hari.
Lonjakan kasus juga bisa terjadi jika masyarakat abai dan berkerumun tanpa menggunakan masker. Untuk itu ia mengimbau masyarakat tetap menjaga prokes. Apalagi pekan depan ada perayaan Hari Raya Galungan.
"Minggu depan kan ada galungan ya, pasti ada kerumunan dan di masing-masing keluarga ngelawar berkumpul. Biasanya yg kumpul tak pakai masker, ini yang perlu dipahami semua. Oke lah ngumpul bareng tapi saya imbau pakai masker," kata dia.
Ia meminta ketika berkumpul bersama keluarga waktu dipersingkat. Kemudian menggunakan masker setelah makan-makan dan jaga jarak.
"Jangan sampai ada lagi klaster upacara dan hari raya," katanya.
Menurutnya, jika lonjakan terjadi yang paling terdampak adalah tenaga kesehatan. Sebab berkaca pada kasus sebelumnya, nakes sampai kewalahan dan oksigen langka.
"Ini benar-benar situasi menyulitkan bagi nakes. Kita berharap tak terulang lagi, kejadian lalu jadi pembelajaran," kata dia.
Terkait kekebalan kelompok, ia menambahkan vaksinasi bukan segalanya. Sebab vaksin hanya bisa melindungi 80 persen.
Untuk melindungi 100 persen maka harus diikuti dengan prokes ketat.
Untuk mengantisipasi, pihaknya saat ini gencar melakukan vaksinasi, terutama untuk lansia di pedesaan. Sebab angka kematian dan yang dirawat di ICU adalah para lansia yang belum divaksin.
Semua pihak, kata Suarjaya, dikerahkan untuk menyisir lansia yang belum divaksin. Terutama di kawasan pedesaan di Gianyar dan Bangli karena angka vaksinasinya baru 60 persen.
"Rata-rata yang gejala berat tak divaksin dan ortu. Saya terus mendorong mengajak ortunya diajak vaksinasi," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali