Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi | Lintang Siltya Utami
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 11:13 WIB
CEO Facebook Mark Zuckerberg saat mengumumkan bahwa perusahaannya ganti nama menjadi META. [ist]

SuaraBali.id - Facebook kini resmi berganti nama menjadi Meta. Ini adalah nama perusahaan baru besutan Mark Zuckerberg.

CEO Facebook tersebut mengungkapkannya dalam acara Connect pada Kamis (28/10/2021).

Ini adalah upaya rebranding perusahan demi mengubah perseneling yang tidak hanya dikenal sebagai perusahaan media sosial. Perusahaan ini kini juga membuat dunia virtual yang disebut metaverse.

Sebelumnya pada Juli, Zuckerberg mengatakan selama beberapa tahun ke depan, Facebook akan bertransisi secara efektif dari pengguna yang melihatnya sebagai perusahaan media sosial menjadi perusahaan metaverse.

"Kami adalah perusahaan yang membangun teknologi untuk terhubung. Nama Facebook tidak sepenuhnya mencakup semua yang dilakukan perusahaan sekarang dan masih terkait erat dengan satu produk. Namun seiring berjalannya waktu, saya harap kami terlihat sebagai perusahaan metaverse," kata Zuckerberg, seperti dikutip dari The Verge pada Jumat (29/10/2021).

Perusahaan itu kini mengelola akun Twitter @meta dan meta.com, yang sekarang dialihkan ke halaman selamat datang di Facebook yang menguraikan perubahan.

Meski begitu, Zuckerberg menjelaskan bahwa struktur perusahaan tidak akan berubah, tetapi bagaimana laporan keuangan disajikan akan berubah.

"Dimulai dengan hasil kami untuk kuartal keempat tahun 2021, kami berencana untuk melaporkan dua segmen, yaitu Family of Apps dan Reality Labs. Kami juga bermaksud untuk memulai perdagangan di bawah ticker saham baru yang telah kami pesan, MVRS, pada 1 Desember. Pengumuman ini tidak memengaruhi cara kami menggunakan atau membagikan data," tambah Zuckerberg.

Selama beberapa minggu terakhir, Facebook juga berada di bawah pengawasan ketat setelah pengungkapan berdasarkan dokumen internal yang diberikan kepada Wall Street Journal oleh whistleblower Frances Haugen.

Dokumen tersebut menyebut bahwa platform Instagram milik Facebook telah menjadi wadah beracun bagi remaja, terutama perempuan. Regulator antimonopoli juga mendorong perusahaan untuk dibubarkan karena kepercayaan publik pada platform media sosial yang sudah kehilangan minat.

Sebelumnya, beberapa outlet media menerbitkan rincian lebih lanjut dari dokumen internal tersebut yang menyebut basis pengguna Facebook telah menua dan platform itu kehilangan daya tarik di kalangan generasi muda.

Diduga perubahan ini mirip dengan rebranding Google pada 2015 ketika mengumumkan akan menjadi salah satu dari beberapa perusahaan di bawah payung perusahaan induk yang lebih besar bernama Alphabet.

Untuk Facebook sendiri, aplikasi biru asli itu akan bergabung dengan Instagram, WhatsApp, dan Oculus di bawah perusahaan induk.

Load More