SuaraBali.id - Tragedi Bom Bali menjadi terus menjadi ingatan di Indonesia khususnya Bali terkait ancaman terorisme di Indonesia, 19 tahun peristiwa Bom Bali, apa yang terjadi kala itu diceritakan kembali oleh Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bidang Politik dan Keamanan Negara Hermawan Sulistyo.
Menurut Hermawan, ia tak pernah berpikir akan manfaat setelah 25 tahun belajar soal bom hingga terorisme. Tapi ternyata, ilmu yang didapatkannya tersebut terpakai ketika Bom Bali I terjadi pada 2002.
Hermawan mengungkapkan, dirinya kerap berada di dekat lokasi terjadinya peledakan bom. Bahkan, ketika Bom Bali I terjadi hanya berjarak sekitar 200 meter dari lokasi.
"Malamnya bom meledak, hanya 200 meter dari kamar," ungkap Hermawan dalam diskusi virtual, Kamis (14/10/2021).
Hermawan kala itu berada di Bali, karena akan melakukan penelitian soal kondisi polisi yang baru saja lepas dari TNI untuk menjadi institusi sendiri. Tanpa alasan yang berarti, dia memilih Bali sebagai daerah penelitiannya.
Ketika penelitian sudah selesai, seharusnya ia berangkat ke kota lain, namun mendadak dibatalkan. Entah mengapa Hermawan ingin menghabiskan waktu sebentar untuk berjemur di sana.
Namun tak disangkanya, keputusannya tersebut ternyata mempertemukan Hermawan dengan Bom Bali I.
Sebelum ada kejadian tersebut, Hermawan sempat memiliki prinsip untuk tidak mencampuri urusan terorisme. Namun ketika melihat Bom Bali I, pemikirannya mendadak berubah.
"Nah, jadi seluruh ilmu yang 20 tahun saya pelajari itu kemudian saya putuskan ini nggak bisa. Ini pertaruhannya bukan hanya bangsa tapi kemanusiaan. Karena kalau salah penanganan, Indonesia ambruk pasti," ujarnya.
Kala itu, kata Hermawan, belum ada Densus 88. Tim yang mengurusi soal bom itu hanya ada di Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.
Sehingga pada saat itu, kondisi polisi tidak memiliki pengalaman untuk menangani bom dan juga tidak memiliki anggaran. Hermawan tidak memungkiri banyak anggota polisi yang secara sukarela datang ke Bali untuk membantu namun tidak ingin dianggap secara resmi.
Sampai pada akhirnya, Kapolri mengeluarkan surat keputusan terkait tim yang harus melakukan penanganan. Lantaran tidak memiliki anggaran, anggota polisi yang ditugaskan malah sulit bekerja.
Waktu itu, anggota polisi hanya bisa menggunakan ponsel dua hari saja, karena tidak memiliki pulsa. Hal serupa juga terjadi pada kendaraan yang digunakan.
"Sementara sepeda motor, tidak bisa jalan setelah dua hari juga karena enggak ada bensin," ucapnya.
Akhirnya, Hermawan mengambil inisiatif dengan meminta kepada suatu perusahaan untuk membantu anggaran investigasinya. Ia berhasil mendapatkan Rp 100 juta kali itu.
Ia juga mencoba meminta direktur utama XL untuk menyumbangkan pulsa bagi tim investigasi.
"Itulah awal mula modal untuk investigasi polisi."
Berita Terkait
-
Pertumbuhan Properti Tembus USD142 juta, Bali Masih Jadi Magnet Investor Mancanegara?
-
Polda Banten Akui Mobil Dinas Polisi yang Isi Bensin di SPBU Ciceri Milik SPN
-
Mobil Dinas Polri Isi BBM di SPBU Ciceri yang Disegel Kasus Pengoplosan, Ini Kata Polda Banten
-
Mobil Dinas Polisi Isi Bensin di SPBU Ciceri yang Disegel, Polda Banten Angkat Suara
-
Mobil Dinas Polisi Diduga Isi Bensin di SPBU Ciceri yang Jual Pertamax Oplosan
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Suryani, Simbol Kartini Masa Kini
-
Pemprov Bali Juga Larang Distribusi Air Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter dari Luar Bali
-
Keluhan dan Harapan Pedagang di Pasar Badung Jika Tas Kresek Dilarang di Bali
-
Hari Pertama Masuk Kerja, Antrean di Sentra Pelayanan Publik Mataram Membludak
-
Bukan Sepak Bola, Bukan Piknik, Tapi WNA Ini Malah Main Golf di Stadion Karangasem