Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 08 Oktober 2021 | 08:23 WIB
Kilas Balik Bom Bali Oktober 2005

Kemudian pada 9 November 2005, polisi menyergap sebuah vila di Kota Batu, Malang. Penyergapan itu menewaskan Dr. Azahari yang merupakan salah satu buronan asal Malaysia dan dianggap sebagai pembuat bom dalam dua kali peristiwa pengeboman di Bali. Pada hari yang sama di Semarang, dilakukan juga penyergapan dan perburuan buronan lainnya yaitu Noordin M. Top.

Polisi menemukan sejumlah barang bukti dari para pelaku dalam sejarah bom bali 2005 berupa rekaman kesaksian ketiga pelaku bom bunuh diri, dua ktp milik dua dari pelaku pengeboman. Dalam rekaman video salah seorang pelaku memberi pernyataan bahwa perbuatan yang dilakukan akan membuat mereka masuk ke surga. Rekaman tersebut kemudian digunakan untuk mencocokkan wajah pelaku dengan kepala yang ditemukan di lokasi pengeboman. Pada 16 November kaset tersebut kemudian diputarkan kepada 12 kiai di Jawa Timur oleh Wapres Jusuf Kalla, agar para kiai dapat meneruskan kepada masyarakat mengenai ajaran Islam yang dipahami secara salah oleh para pengebom.

Sejarah bom bali pada 2005 tidak memberikan dampak yang terlalu signifikan seperti pada peristiwa tahun 2002 karena tidak terlalu terlihat para wisatawan asing yang langsung pulang ke negaranya seperti dulu. Sempat terjadi pelemahan mata uang rupiah sekitar 100 poin pada pembukaan perdagangan yang dilakukan sehari setelah kejadian menjadi Rp.10.400, tetapi pada penutupan perdagangan berkurang menjadi RP.10.350 sehingga total pelemahan menjadi hanya 15 poin.

Begitu juga pada Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta yang mampu memulihkan diri dari pengaruh perdagangan sehari setelah peristiwa sejarah bom bali 2005. Berbeda dengan sejarah peristiwa bom bali pertama yang mempengaruhi sektor pariwisata dan ekonomi secara signifikan di Bali. (sumber: sejarahlengkap.com)

Load More