Scroll untuk membaca artikel
Dinar Surya Oktarini
Sabtu, 18 September 2021 | 12:11 WIB
Benarkah Ribuan Burung Pipit di Gianyar Mati karena Chemtrail? (Turnbackhoax.id)

SuaraBali.id - Belum lama ini salah satu akun Facebook Mujahidah Akhir mengunggah foto dan narasi yang berisi klaim bahwa ribuan burung pipit mati di Gianyar karena Chemtrail. 

Informasi tersebut disertai dengan beberapa video bangkai burung Pipit dan penampakan yang diklaim adalah proses chemtrail.

Postingan ini disukai sebanyak 147 kali, dikomentari 13 kali, dan disebarkan kembali 32 kali.

Benarkah Ribuan Burung Pipit di Gianyar Mati karena Chemtrail? (Turnbackhoax.id)

Lalu benarkah klaim tersebut?

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Ribuan Burung Pipit di Gianyar Mati karena Chemtrail?

Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Media Suara.com, Sulistyo Widodo selaku Kepala Seksi Wilayah 2, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali menjelaskan bahwa penyebab dari kematian burung-burung tersebut hanya dapat diketahui melalui proses nekropsi atau autopsi pada bangkai hewan dan pemeriksaan terhadap kotoran hewan.

Ia menjabarkan adanya beberapa kemungkinan penyebab dari peristiwa tersebut yaitu burung-burung tersebut memakan pakan yang tercemar pestisida atau herbisida yang bersifat toksik.

Namun, burung itu tidak langsung mati karena butuh waktu proses toksifikasi sampai akhirnya menyebabkan kematian.

Melansir tempo.co, kemungkinan kedua adalah adanya burung pipit yang tertular penyakit tertentu, sedangkan burung pipit hidup berkoloni dalam jumlah besar sehingga mempercepat penularan dan membuat angka kematian dalam jumlah besar.

Penyebab lainnya adalah perubahan iklim yang drastis hingga membuat burung-burung Pipit itu stres dan mati massal.

Baca Juga: Ribuan Burung Pipit Mati Cirebon Diduga Karena Cuaca Ekstrem

Kesimpulan

Melihat dari penjelasan tersebut, klaim ribuan burung Pipit mati di Gianyar karena chemtrail adalah klaim yang belum tentu benar karena hingga saat ini penyebab pasti dari kematian ribuan burung Pipit di Gianyar masih diselidiki.

Dari penjelasan di atas klaim tersebut termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

(Aulia Hafisa)

Load More