SuaraBali.id - Perbedaan virus COVID-19 varian lambda dengan varian alfa, gamma dan varian delta. Varian Lambda pertama kali dikenali pada 14 Juni, setelah terdeteksi di lebih dari 25 negara di seluruh dunia.
Lantas, adakah beda gejala covid varian lambda itu dengan yang lain. Sebelum mengetahui gejala covid-19 varian lambda, berikut beberapa fakta awalnya.
Varian lambda pertama kali diamati di Peru, dan menyebar ke seluruh negara di Amerika Selatan dan menjadi strain yang dominan di sana.
Belakangan, varian Lambda juga telah terdeteksi di beberapa bagian Inggris dan beberapa negara Eropa, yang juga sedang memerangi wabah yang dipicu oleh varian Delta.
Baca Juga: Jual Sertifikasi Vaksinasi COVID-19 Palsu, Anak di Bawah Umur Diciduk Polisi
Dilansir dari Times of India, varian labda juga telah dideteksi di Indonesia. Tapi masih belum menjadi perhatian.
Peru, yang merupakan episentrum penyebaran varian Lambda, telah mencatat tingkat keparahan dan kematian yang tinggi sejak tahun lalu. Namun, belum dapat disimpulkan apakah varian tersebut bertanggung jawab di balik hal yang sama.
Namun demikian, para ahli merasa bahwa orang harus tetap berhati-hati tentang kemungkinan gejala covid, termasuk batuk terus menerus, intens, demam tinggi, perubahan rasa/bau, sesak napas, dan nyeri tubuh.
Namun, perlu diketahui bahwa meski varian Lambda tidak sepenuhnya merupakan varian baru, pertama kali terdeteksi pada Agustus 2020, di Peru, di mana ia menyumbang lebih dari 805 kasus infeksi dan kemudian menyebar ke negara tetangga, menjadi varian dominan.
Varian Lambda, meski belum menjadi varian yang menjadi perhatian, diragukan sebagai kemungkinan ancaman karena transmisibilitas tinggi dan fitur mutatif yang dibawanya.
Baca Juga: Kasus Harian COVID-19 DKI Hampir 13 ribu, 476 Balita Terpapar Dalam Sehari
Sesuai bukti ilmiah yang tersedia bagi kami, varian Lambda membawa setidaknya 7 mutasi pada protein lonjakannya, yang membuatnya mematikan dan menyebabkan penularan yang lebih tinggi. Varian Delta, sebuah VoC, memiliki tiga mutasi.
Studi juga menyatakan bahwa varian Lambda membawa tingkat infektivitas yang lebih besar, dan jauh lebih menakutkan daripada varian virus Alpha dan Gamma.
Namun, harus diingat bahwa varian tersebut telah menyebabkan lonjakan kasus yang lebih kecil secara internasional, di mana sama sekali telah terdeteksi.
Oleh karena itu, tidak dapat diprediksi dengan baik apakah ini dapat merusak seperti varian Delta, meskipun transmisibilitasnya dilaporkan tinggi.
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
Terkini
-
Kisah Pilu Petrus Saksikan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Menghantam Rumahnya
-
Setelah Tahu Akan Dipindahkan ke Australia, Ini Respons Scott Rush Bali Nine
-
DPRD Pilih Alphard Baru Ketimbang Mobil Listrik Karena Fasilitas di Bali Belum Memadai
-
Hujan Berpotensi Menurunkan Keinginan Warga Untuk Mencoblos ke TPS
-
Waspadai Fenomena Cold Surge yang Memicu Gelombang Tinggi di Laut Pada Periode Nataru