SuaraBali.id - Pura Beji Batan Gatep berada di tepi Sungai Penet, Banjar Tambak Sari, Desa Kapal, Mengwi, Badung, Bali. Sejarah berdirinya pura ini tidak terlepas dari awal kedatangan Resi Bagawan Banu ke lokasi untuk bersemedi.
Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, moksanya Resi Bagawan Banu ditandai dengan munculnya klebutan (sumber mata air) lokasi Pura Beji Batan Gatep saat ini.
"Memang keberadaan Pura Beji Batan Gatep tidak terlepas dari kisah Bagawan Banu keturunan Arya, yang melakukan semedi di areal Pura Beji Batan Gatep dan beliau moksa di Pura Beji Batan Gatep tepat di kelebutan air yang masih mengalir sampai saat ini," papar Jero Mangku Beji, Kamis (1/7/2021) saat ditemui di kediamannya di Desa Kapal.
Saat ini di Pura Beji Batan Gatep telah memiliki tiga pancuran yang kerap digunakan krama untuk beberapa keperluan. Seperti melukat, dan nunas untuk keperluan upacara. Adapun Dewa melinggih di pura ini adalah Dewa Wisnu.
Dahulu, hanya ada satu sumber kelebutan akan tetapi setelah mendapat pewisik serta tuntunan dari sosok spiritual, maka satu sumber kelebutan dijadikan beberapa pancuran yang nantinya akan ditunas oleh krama baik untuk melukat ataupun untuk keperluan nunas toya ning.
Adapun tiga pancuran memiliki nama serta fungsi berbeda-beda ada untuk keperluan yakni untuk penglukatan Sudamala, Kelebutan Capuhan dan Pancoran Tirta Ning.
"Ada pancuran Toya Ning biasanya ditunas krama untuk rangkaian upakara adat salah satunya mekarya di pura, Kelebutan Capuhan biasanya dipakai melukat pembersihan diri sedangkan untuk Pancoran Sudamala biasa digunakan krama untuk mebayuh. Paling banyak krama nunas biasanya untuk keperluan upacara," paparnya.
Selain memiliki tiga pancuran, tepat di areal pura juga ada Lingga Yoni yang ditemukan dari penggalian saat memperbaiki aliran kelebutan dan langsung ditemukan Lingga Yoni.
"Ya, memang ada Lingga Yoni di dalam areal pura yang melinggih Dewa Siwa," katanya.
Baca Juga: Wisata Bali: Sejukkan Jiwa dengan Melukat di Taman Beji Pura Dalem Sari
Pura hanya diempon oleh keluarga dari Jero Mangku sendiri. Hal ini dikarenakan kelebutan berada di tanah pribadi. Piodalan Pura Beji Batan Gatep dilakukan pada Buda Kliwon Pegatbuakan ini hampir telah didatangi krama dari seluruh Kabupaten Bali.
Menurut Jero Mangku, bagi yang ingin tangkil cukup membawa daksina dan satu bungkak Nyuh Gading. Jika ada krama ingin nunas tirta biasanya tetap mengajak Mangku Beji untuk menghaturkan banten yang dibawa.
Berita Terkait
-
Luhut Mau Bereskan Wisata Bali: Kelab Telanjang Mau Dikurangi
-
Digadang Jadi Tempat Menikah BCL dan Tiko Aryawardhana, Intip Pesona Alam Mengwi di Bali
-
Pantai Tanah Barak, Menikmati Keindahan Pantai di Balik Tebing Kapur
-
4 Rekomendasi Destinasi Wisata Bali, Cocok Untuk Liburan Sekolah
-
Ada Lho Beach Club di Bali yang Ramah untuk Keluarga
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran